Senin, 13 April 2020

Filosofi, Biologis Semar

Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya

Bebadra = Membangun sarana dari dasar
Naya = Nayaka = Utusan mangrasul

Artinya : Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia

Filosofi, Biologis Semar

Javanologi : Semar = Haseming samar-samar (Fenomena harafiah makna kehidupan Sang Penuntun). Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : “Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tumggal”. Sedang tangan kirinya bermakna “berserah total dan mutlak serta selakigus simbul keilmuaan yang netral namun simpatik”.
Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang) dempel = keteguhan jiwa. Rambut semar “kuncung” (jarwadasa/pribahasa jawa kuno) maknanya hendak mengatakan : akuning sang kuncung = sebagai kepribadian pelayan.

Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi. Semar barjalan menghadap keatas maknanya : “dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq ) yang maha pengasih serta penyayang umat”. 
Kain semar Parangkusumorojo: perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia) agar memayuhayuning bawono : mengadakan keadilan dan kebenaran di bumi.
Ciri sosok semar adalah :

Semar berkuncung seperti kanak kanak,namun juga berwajah sangat tua
Semar tertawannya selalu diakhiri nada tangisan
Semar berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa
Semar berprofil berdiri sekaligus jongkok
Semar tak pernah menyuruh namun memberikan konsekwensi atas nasehatnya

Kebudayaan Jawa telah melahirkan religi dalam wujud kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, yaitu adanya wujud tokoh wayang Semar, jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu, Budha dan Isalam di tanah Jawa.

Dikalangan spiritual Jawa ,Tokoh wayang Semar ternyata dipandang bukan sebagai fakta historis, tetapi lebih bersifat mitologi dan symbolis tentang KeEsa-an, yaitu: Suatu lambang dari pengejawantahan expresi, persepsi dan pengertian tentang Illahi yang menunjukkan pada konsepsi spiritual . Pengertian ini tidak lain hanyalah suatu bukti yang kuat bahwa orang Jawa sejak jaman prasejarah adalah Relegius dan ber keTuhan-an yang Maha Esa.
Dari tokoh Semar wayang ini akan dapat dikupas ,dimengerti dan dihayati sampai dimana wujud religi yang telah dilahirkan oleh kebudayaan Jawa .

Gambar tokoh Semar nampaknya merupakan simbol pengertian atau konsepsi dari aspek sifat Ilahi, yang kalau dibaca bunyinya katanya ber bunyi :
Semar (pralambang ngelmu gaib) – kasampurnaning pati.


Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardika artinya “merdekanya jiwa dan sukma“, maksudnya dalam keadaan tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian, agar dalam menuju kematian sempurna tak ternodai oleh dosa. Manusia jawa yang sejati dalam membersihkan jiwa (ora kebanda ing kadonyan, ora samar marang bisane sirna durka murkamu) artinya : “dalam menguji budi pekerti secara sungguh-sungguh akan dapat mengendalikan dan mengarahkan hawa nafsu menjadi suatu kekuatan menuju kesempurnaan hidup”.

Filsafat Ha-Na-Ca-Ra-Ka dalam lakon Semar Mbabar Jati Diri 


Dalam Etika Jawa ( Sesuno, 1988 : 188 ) disebutkan bahwa Semar dalam pewayangan adalah punakawan ” Abdi ” Pamomong ” yang paling dicintai. Apabila muncul di depan layar, ia disambut oleh gelombang simpati para penonton. Seakan-akan para penonton merasa berada dibawah pengayomannya.

Simpati para penonton itu ada hubungannya dengan mitologi Jawa atau Nusantara yang menganggap bahwa Semar merupakan tokoh yang berasal dari Jawa atau Nusantara ( Hazeu dalam Mulyono 1978 : 25 ). Ia merupakan dewa asli Jawa yang paling berkuasa ( Brandon dalam Suseno, 1988 : 188 ). Meskipun berpenampilan sederhana, sebagai rakyat biasa, bahkan sebagai abdi, Semar adalah seorang dewa yang mengatasi semua dewa. Ia adalah dewa yang ngejawantah ” menjelma ” ( menjadi manusia ) yang kemudian menjadi pamong para Pandawa dan ksatria utama lainnya yang tidak terkalahkan. 

Oleh karena para Pandawa merupakan nenek moyang raja-raja Jawa ( Poedjowijatno, 1975 : 49 ) Semar diyakini sebagai pamong dan danyang pulau Jawa dan seluruh dunia ( Geertz 1969 : 264 ). Ia merupakan pribadi yang bernilai paling bijaksana berkat sikap bathinnya dan bukan karena sikap lahir dan keterdidikannya ( Suseno 1988 : 190 ). Ia merupakan pamong yang sepi ing pamrih, rame ing ngawe ” sepi akan maksud, rajin dalam bekerja dan memayu hayuning bawana ” menjaga kedamaian dunia ( Mulyono, 1978 : 119 dan Suseno 1988 : 193 ) 

Dari segi etimologi, joinboll ( dalam Mulyono 1978 : 28 ) berpendapat bahwa Semar berasal dari sar yang berarti sinar ” cahaya “. jadi Semar berarti suatu yang memancarkan cahaya atau dewa cahaya, sehingga ia disebut juga Nurcahya atau Nurrasa ( Mulyono 1978 : 18 ) yang didalam dirinya terdapat atau bersemayam Nur Muhammad, Nur Illahi atau sifat Ilahiah. Semar yang memiliki rupa dan bentuk yang samar, tetapi mempunyai segala kelebihan yang telah disebutkan itu, merupakan simbol yang bersifat Ilahiah pula ( Mulyono 1978 : 118 – Suseno 1988 : 191 ). Sehubungan dengan itu, Prodjosoebroto ( 1969 : 31 ) berpendapat dan menggambarkan ( dalam bentuk kaligrafi ) bahwa jasat Semar penuh dengan kalimat Allah. 

Sifat ilahiah itu ditunjukkan pula dengan sebutan badranaya yang berarti ” pimpinan rahmani ” yakni pimpinan yang penuh dengan belas kasih ( timoer, tt : 13 ). Semar juga dapat dijadikan simbol rasa eling ” rasa ingat ” ( timoer 1994 : 4 ), yakni ingat kepada Yang Maha Pencipta dan segala ciptaanNYA yang berupa alam semesta. Oleh karena itu sifat ilahiah itu pula, Semar dijadikan simbol aliran kebatinan Sapta Darma ( Mulyono 1978 : 35 ) 

Berkenaan dengan mitologi yang merekfleksikan segala kelebihan dan sifat ilahiah pada pribadi Semar, maka timbul gagasan agar dalam pementasan wayang disuguhkan lakon ” Semar Mbabar Jati Diri “. gagasan itu muncul dari presiden Suharto dihadapan para dalang yang sedang mengikuti Rapat Paripurna Pepadi di Jakarta pada tanggal, 20-23 Januari 1995. Tujuanya agar para dalang ikut berperan serta menyukseskan program pemerintah dalam pembangunan manusia seutuhnya, termasuk pembudayaan P4 ( Cermomanggolo 1995 : 5 ). Gagasan itu disambut para dalang dengan menggelar lakon tersebut. Para dalang yang pernah mementaskan lakon itu antara lain : Gitopurbacarita, Panut Darmaka, Anom Suroto, Subana, Cermomanggolo dan manteb Soedarsono ( Cermomanggolo 1995 : 5 – Arum 1995 : 10 ). Dikemukan oleh Arum ( 1995:10 ) bahwa dalam pementasan wayang kulit dengan lakon ” Semar Mbabar Jadi Diri ” diharapkan agar khalayak mampu memahami dan menghayati kawruh sangkan paraning dumadi ” ilmu asal dan tujuan hidup, yang digali dari falsafat aksara Jawa Ha-Na-Ca-Ra-Ka. Pemahaman dan penghayatan kawruh sangkan paraning dumadi yang bersumber filsafat aksara Jawa itu sejalan dengan pemikiran Soenarto Timoer ( 1994:4 ) bahwa filsafat Ha-Na-Ca-Ra-Ka mengandung makna sebagai sumber daya yang dapat memberikan tuntunan dan menjadi panutan ke arah keselamatan hidup. Sumber daya itu dapat disimbolkan dengan Semar yang berpengawak sastra dentawyanjana. Bahkan jika mengacu pendapat Warsito ( dalam Ciptoprawiro 1991:46 ) bahwa aksara Jawa itu diciptakan Semar, maka tepatlah apabila pemahaman dan penghayatan kawruh sangkan paraning dumadi tersebut bersumberkan filsafat Ha-Na-Ca-Ra-Ka

Sabtu, 21 Maret 2020

Anak-anak Ketura/Qenturan


Mungkin keturunan paling membingungkan antara semua keturunan Abraham ialah Anak-anak Ketura. Nama mereka tercatat dalam Kejadian 25:2-4 dan 1 Tawarikh 1:32-33.Kejadian 25:1-4 Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura. 2 Perempuan itu melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. 3 Yoksan memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum. 4 Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan Ketura.
Enam anak lelaki itu mungkin dilahirkan dalam separuh pertama 1800an BCE. Identiti keturunan mereka sampai hari ini kebanyakannya kekal suatu misteri, bagaimanapun, terdapat beberapa petunjuk dalam catatan sejarah. Surah 11:95 dalam Qur’an menyatakan bahawa seorang anak, Midian, “seolah-olah mereka tidak pernah tinggal di situ” – mungkin hingga Zaman Akhir ini. Midian merupakan anak paling terkemuka, yang mana keturunannya lebih kerapkali disebut dalam Alkitab, Qur’an dan dalam catatan sekular daripada mana-mana keturunan saudara-saudara lelakinya. Justeru itu, lebih banyak akan dituliskan tentang Midian dan suku-suku yang lahir daripadanya. Asasnya adalah Midian ialah suku bapa mertua Musa dan dengan itu paling rapat dengan Israel dari segi kepentingan dan tempat.

Surah-surah Qur’an, ditulis kira-kira empat tahun sebelum Hijrah, mengisahkan konsep wahyu Tuhan melalui para nabi.

Surah 10 bertajuk “Yunus” mengambil namanya daripada rujukan tentang kaum yang Yunus saksikan kepada dan yang beriman (S. 10:99). Surah seterusnya mengisahkan penyebaran nubuatan melalui nabi-nabi Arab dan juga melalui keturunan Ketura dalam Midian. Surah 11, “Hud”, merujuk kepada Hud nabi Arab yang tidak disebut dalam Alkitab. Dia berasal daripada suku A’ad. Surah ini juga menyebut dua nabi lain, Soleh (Salih) daripada suku Thamud, dan Syuaib (Shu’eyb) daripada Midian (Madyan), yang Pickthall katakan dikenalpasti Yitro. Kedua-dua Surah kemudian memindahkan kuasa pada Musa dan Harun.

Sekiranya Syuaib sememangnya Yitro, Qur’an sedang menjelaskan selanjutnya pemindahan kepada pemindahan kuasa Kitab Suci kepada Israel melalui Musa dan Harun. Suku Midian digunakan untuk menjalankan proses itu melalui persinggahan Musa di Midian, dan persiapan untuk Keluaran. Midian kemudian ditunjukkan sebagai dihilangkan selepas satu malapetaka yang menimpa orang bersalah, hanya menyelamatkan Syuaib dan mereka yang mengikutinya. Dengan kata lain, hanya orang beriman diselamatkan pada waktu itu. Orang Arab, bagaimanapun, terus jahil selama beribu tahun.

Kita akan membincangkan Yitro selanjutnya di bawah.

Ketura

Ketura ialah salah satu nama paling membangkit perasaan dalam Alkitab. Ia bererti harum atau wangi-wangian (SHD 6989), dan mengingatkan tentang bau harum nyalaan korban dan asap wangi-wangian yang naik sebagai persembahan harum kepada Tuhan. Perkataan qetorah (SHD 6988, daripada 6989), ditemui hanya dalam Ulangan 33:10, juga bererti asap korban atau wangi-wangian. Nama Arab untuk Ketura ialah Safura, yang digambarkan sebagai seorang Kushiyat (iaitu suku Kush, sebagaimana isteri Musa dalam Bilangan 12:1, RSV).

Sesetengah komentar, termasuk sastera rabai (rabbi), menuntut bahawa Ketura hanya satu nama lain bagi Hagar, gundik/isteri Abraham dan ibu Ismael.

Bagaimanapun, kedua-dua perempuan ini dan anak-anak mereka jelas disebut berasingan beberapa kali – dalam Kejadian 25:6, contohnya. Di sini Hagar dan Ketura masing-masing disebut sebagai gundik, iaitu piylegesh (SHD 6370). Messrs E. Hirsch dan M. Seligsohn, dalam artikel mereka tentang Ketura dalam Jewish Encyclopedia, menolak idea yang dia sama dengan Hagar.

Namun itu nampaknya bukan pendapat para doktor Talmud; sebab keturunan Ismael dan keturunan Ketura jelas dibezakan dalam kisah pengaduan mereka terhadap orang Yahudi di hadapan Alexander orang Macedonia (Sanh. 91a). E. G. H. M. Sel.

Kelihatan juga bahawa Abraham mengahwini Ketura kira-kira 65 tahun sesudah mengambil Hagar sebagai gundik.

Mengikut tradisi catatan Bait Suci juga menuntut bahawa Ketura merupakan keturunan Yafet. Justeru rujukan kepada suku Kush seharusnya merujuk kepada suku-suku perompak yang menghuni kawasan Babilonia, yang mana sesetengahnya orang Media dan keturunan Yafet dan bukan keturunan Kush (lihat bawah).

Yakult Midrash membuat penuntutan bukan tidak munasabah tentang ketiga-tiga isteri Abraham.

Abraham mengahwini tiga isteri – Sara, keturunan Sem; Ketura, keturunan Yafet; dan Hagar, keturunan Ham. (ibid., bab 8).

J.A. Selbie dalam A Dictionary of the Bible (James Hastings, diterbit oleh T & T Clark, Edin., 1899) menambah komen ini berkenaan keturunan Ketura:

Daripada makna nama Ketura, ‘kemenyan’, Sprenger [dalam Geog. Arab. 295] mencadangkan bahawa ‘keturunan Ketura’ dinamakan begitu sebab penulis Kejadian 25: 1 dan seterusnya mengenali mereka sebagai pedagang dalam barangan itu.

Menurut Selbie, pakar genealogi Arab bertegas adanya satu suku bernama Katura yang hidup di sekitar Mekah. Herodotus (kira-kira 490-425 BCE) menyatakan bahawa: “Arab merupakan negeri terakhir yang didiami di selatan, dan ia satu-satunya negeri yang menghasilkan kemenyan, mur, kayu teja, kayu manis, dan ledanum” (Histories, III, 107), dan menambah: “Tentang rempah-rempah Arab jangan katakan apa-apa lagi. Seluruh negeri ini harum dengannya, dan mengeluarkan satu bau manis yang baik sekali” (ibid., 113).

Kemenyan (lebonah: SHD 3823) ditemui hampir keseluruhannya di Arab. Nabi Yeremia menyebut kemenyan dari Syeba (Yeremia 6:20).

Ia salah satu daripada empat ramuan ukupan kudus yang disediakan secara khusus (Keluaran 30:34) yang digunakan dalam Khemah Suci dan Bait Suci (lihat Lukas 1:9-10).

Kemenyan juga khususnya digunakan dengan korban sajian bersama dengan tepung terbaik dan minyak (Imamat 2:1-2), namun penggunaannya dilarang dengan korban penghapus dosa (Imamat 5:11) atau korban sajian cemburuan (Bilangan 5:15). Ia harus dibakar menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian atas dua susun dengan 6 roti tidak beragi setiap satunya di atas meja ‘murni’ di dalam Khemah Pertemuan dan Bait Suci (Imamat 24:5-7).

Mur sering disebutkan bersamaan dengan kemenyan, dan dihubungkan dengan kelahiran dan kematian Mesias (lihat Matius 2:11; Markus 15:23; Yohanes 19:39-40).

Kidung Agung 3:6 Apakah itu yang membubung dari padang gurun seperti gumpalan-gumpalan asap tersaput dengan harum mur dan kemenyan dan bau segala macam serbuk wangi dari pedagang? (RSV)

Ini merujuk kepada adat biasa di Timur untuk mewangikan seorang pengantin lelaki; dalam kes khusus ini, Mesias telah diurapi melebihi teman-teman elohimnya. Kita juga perhatikan dalam Nehemia 13:5 bahawa kemenyan dianggap salah satu daripada harta Bait Suci.

Keturunan Abraham melalui Ketura

Dalam Tawarikh 1, Ketura disebut sebagai gundik Abraham, ertinya seorang perempuan yang diambil untuk tujuan melahirkan keturunan. Dia kemudiannya disebut sebagai isteri dan menunjukkan perubahan status (lihat Kejadian 25:1). Dia jelas menjadi isteri kedua Abraham mungkin sesudah kematian Sara, tetapi mungkin juga sebelumnya.

1Tawarikh 1:32-33 Keturunan Ketura, gundik Abraham: perempuan itu melahirkan Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. Anak-anak Yoksan ialah Syeba dan Dedan. 33 Anak-anak Midian ialah: Efa, Efer, Hanokh, Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan Ketura. (RSV)

Keturunan Ketura kemudiannya beratur menjadi subkumpulan enam suku, dan satu elemen utamanya iaitu Midian menduduki kawasan timur dan selatan Palestin. Pandangan ini diterima sebagai fakta oleh orang Ibrani dan justeru itu kita boleh menganggapnya sesuatu yang pasti (lihat Interpreter’s Dictionary of the Bible, art. “Keturah”, Vol. 3, ms 8).

Zimran

Zimran merupakan anak lelaki pertama Abraham melalui Ketura; namanya bererti bermuzik atau ahli muzik (SHD 2175). Kota utama yang diduduki Zimran dan keturunannya dipanggil Zabram, yang sepatutnya terletak di barat Mekah. Ia dianggap sama dengan Zimri dalam Yeremia 25:25. Ia disebut Yeremia akan dibinasakan bersama-sama dengan Elam dan semua raja Madai. Justeru kita berdepan dengan kebinasaan pinggir pantai Saudi Arabia. Yeremia 25 mengisahkan seluruh kemusnahan Timur Tengah bermula dengan Yerusalem dan raja-raja Yehuda untuk menjadikan mereka sasaran suitan dan kutuk dan dari situ terus ke Mesir dan seluruh Timur Tengah, bangsa demi bangsa. Kita akan mengkaji aspek ini secara berasingan.

Kamus Hastings mengatakan tentang tempat yang dipanggil Zimran:

Mungkin Knobel betul dalam mengaitkannya dengan Zabram Ptolemy (VI.vii.5), Barat Mekah, pada Laut Teberau. Kita juga mungkin boleh membandingkan ZIMRI dalam Yeremia 25­25. Nama ini diperolehi daripada zemer, ‘domba atau kambing gunung,’ yang mana binatang ini jelas merupakan totem suku ini. (ms 982)

Kita perhatikan bahawa keturunan Ketura berpindah ke semenanjung Arab sebelumpun Israel pergi ke Mesir, dan ada yang kekal di situ sekurang-kurangnya sampai zaman Yeremia.

Yoksan

Dia anak kedua, dan namanya boleh bererti penjerat (BDB), lantas secara implikasi penangkap burung; erti lainnya, busuk hati (Strong: SHD 3370).

Kamus Hastings menganggap memang munasabah Yoksan sama dengan Yoktan (lihat Tuch): “Kedua-dua bentuk ini mungkin mewakili sebutan Ibrani dan Aramaik untuk perkataan yang sama …” (ibid., ms 743). Bagaimanapun, ini mustahil secara alkitabiah dan Cohen mendapati persamaan ini sukar secara fonetik. Namun dia mengenalpastinya sebagai bapa Syeba dan Dedan (Interpreter’s Dictionary of the Bible, art. ‘Jokshan’, Vol. 2, ms 963).

Yoktan merupakan saudara Peleg dan orang Ibrani keturunannya mengembara lebih jauh ke luar negara. Bagaimanapun, kesilapan ini boleh menjelaskan satu lagi hubungan yang dibuat antara dua kawasan, satu di Arab dan satu lagi di Hindu Cush (lihat karya Keturunan Sem: Bahagian I (No. 212A)).

Menurut analisis Cohen, Yoksan mungkin juga merupakan orang yang dipanggil Kahtan atau Qahtan oleh orang Arab. Yoksan memperanakkan dua anak lelaki, Syeba dan Dedan (Kejadian 25:2-3; 1 Tawarikh 1:32), dan suku-suku daripada dua saudara ini menetap di Arab utara.

Satu lagi Syeba dan Dedan disebut bersama dalam Yehezkiel 27; bagaimanapun, ini lain keturunannya, iaitu keturunan Raema (lihat ayat 22) seorang anak Kush.

Suku-suku Arab utama ialah suku Arab Qahtan yang datang dari Yemen. Mereka bukan keturunan Ismael. Mereka ialah keturunan Ya’rub bin Yashjub bin Qahtan. Mereka menganggap diri mereka Arab tulen, sementara keturunan Ismael dipanggil Arab yang Diarabkan. Arab yang Diarabkan ini ialah anak cucu Ismael dan dianggap dianakangkatkan ke dalam keturunan Arab tulen dan bani Ismael dari Arab Barat laut ini dipanggil Arab Adnan.

Syeba dan Dedan

Anak kedua Ketura oleh Abraham, Yoksan, mempunyai dua anak lelaki Syeba dan Dedan, seperti yang disebut sebelumnya. Dedan dicatatkan sebagai leluhur orang Asyur (Asshurim), Letush dan Leum (Kejadian 25:3).

Kekeliruan boleh timbul dengan beberapa nama ini. Umpamanya: walaupun istilah Asyur (Asshurim) di sini berkaitan dengan Asshur (SHD 804), ia merujuk kepada bangsa berlainan daripada orang Asyur (juga 804), yang merupakan keturunan Asyur bin Sem. Begitu juga, Syeba ialah nama yang diberikan beberapa generasi sebelumnya kepada salah seorang daripada tiga belas anak Yoktan, bin Eber (daripada siapa orang Ibrani dinamakan).

Orang Asyur (Asshurim) (SHD 805) bererti langkah-langkah dengan maksud melangkah untuk ke pergi ke suatu tempat. Dalam kesusasteraan Yahudi kemudian orang Asyur ini digambarkan sebagai ‘saudagar pengembara’.

Orang Letush (SHD 3912) bererti dipukul atau ditindas (Strong), berkaitan langsung kepada satu perkataan (3913) yang bererti menajamkan, memukul, mengasah (BDB), iaitu, orang Letush sibuk dengan kerja penajaman alat-alat pemotong dan senjata.

Orang Leum (SHD 3817) bererti orang ramai atau banyak masyarakat, daripada kata akar yang bererti mengumpul. Dalam tulisan Yahudi kemudian orang Leum digambarkan sebagai ‘orang utama yang menduduki kepulauan’, mungkin kiasan kepada pulau-pulau Yunani.

Ini juga boleh membantu menjelaskan dengan lebih lanjut dua Haplogrup Semit utama orang Yunani iaitu J dan I dengan haplogrup utama kemudian iaitu E3b Ham daripada pendudukan orang Afrika Utara di situ. Keturunan Ketura ini mungkin orang Yunani Laconia atau Sparta walaupun mereka tidak menghuni pulau-pulau tetapi tanah besar. Justeru dua cabang keturunan Ketura mungkin terbabit dalam Greece (Yunani).

Kita perhatikan orang Asyur dan Letush bahawa mereka merupakan pengembara, saudagar dan tukang pateri, semuanya istilah yang boleh dipakaikan kepada orang Roma[ny] moden atau Gypsy. Orang Gypsy, bagaimanapun, tidak boleh dikaitkan kepada keturunan Ketura, walaupun kita boleh membuktikan asal Semit mereka (lihat karya Keturunan Sem: Bahagian I (No. 212A)).

Asal Nama Arab

Keturunan Ketura ini yang kemudian akan menjadi Arab Tulen terbahagi kepada banyak suku, namun apa yang kita tahu sebagai dua cabang utama keturunan Ya’rub atau keturunan Arab Yoksan ialah:

1. Himyar yang mana suku-suku paling terkenal ialah: Zaid Al-Jamhur, Quda’a dan Sakasic.

2. Kahlan yang mana suku-suku paling terkenal ialah: Hamdan, Anmar, Tai’, Mudhhij, Kinda, Lakhm, Judham, Azd, Aws, Khazraj, dan mereka yang menjadi raja-raja Syria (Aram) lama, iaitu keturunan Jafna.

Satu suku Himyar yang dipanggil Quda’a berpindah dari Yemen ke separa gurun Samawa di sempadan Iraq.

Suku-suku Kahlan berpindah dari Yemen ke bahagian-bahagian lain semenanjung Arab sebelum pemecahan Empangan Ma’rib, yang disebut sebagai Banjir Besar (Sail Al’’Arim). Kawasan Ratu Syeba di Arab Barat daya di bahagian Yemen itu amat kaya ketika empangan di situ beroperasi, Pintu-pintu gerbangnya masih ada di situ hari ini, dengan bangunan-bangunan kota berdekatan dalam berbagai keadaan pereputan. Pembaikan terakhir kepada dinding empangan itu dibina daripada sebahagian daripada bangunan-bangunan kota. Ini menunjukkan bahawa kota dan kawasan itu sudahpun merosot pada waktu itu. Empangan ini didirikan kira-kira 600 BCE dan runtuh kira-kira 600 CE, dan pada waktu itu ia dan budaya di situ tidak lagi penting. Ketika pemerintahannya sejak sebelum Kerajaan Israel sehingga orang Roma menindas pengaruhnya, ia juga menguasai negeri di seberang Laut Teberau di Tanduk Afrika dan ini menjelaskan sebaran legenda Syeba ke Afrika.

Yoksan merupakan bapa Syeba dan semua tanahnya berpusat pada kawasan itu dan kaumnya mendirikan empangan itu.

Suku-suku Kahlan ini terpaksa berpindah sebab penaklukan Mesir dan Syria oleh Rom dan gangguan jalan-jalan perdagangan yang sudah lama ada di bawah tekanan Rom.

Sekarang kita akan membahagikan suku-suku Kahlan kepada empat kumpulan:
1. Azd
2. Lakhm dan Judham
3. Banu Tai’
4. Kinda

Suku Azd, di bawah pimpinan ‘Imran bin ‘Amr Muzaiqb (kira-kira 146), mengembara dalam Yemen dan selepas mengutus peninjau rintis bergerak ke utara. Imigrasi ini berpecah kepada empat bahagian utama.

Bahagian pertama di bawah Tha’labah bin ‘Amr berpindah ke Hijaz dan menetap antara Tha’labiyah dan Dhi Qar. Sesudah mengumpul kekuatan dia menuju ke Madinah (Medina) di mana dia menetap dan keturunannya Haritha bin Tha’labah mempunyai dua anak lelaki, Aws dan Khazraj, yang terkenal di Madinah.

Bahagian atau kumpulan kedua dikepalai oleh anak ‘Amr bernama Halitha bin’Amr, tetapi dikenali sebagai Khuza’a. Dia mengembara bersama kaumnya di Hijaz dan menetap di Mar Az-Zahran kemudian menakluk orang Harram dan, selepas mengusir penduduk asal Makkah, suku Jurhum, kemudian menetap di Makkah (Mekah).

Antara dua kumpulan lain kumpulan di bawah Jafna bin ‘Amr pergi ke Syria di mana dia mengasaskan Kerajaan Ghassan, yang dinamakan sempena mata air di Hijaz di mana mereka pernah berhenti untuk suatu waktu.

Kumpulan keempat di bawah ‘Imran bin ‘Amr pergi ke ‘Oman di mana suku Azd berakar-umbi dan keturunannya mendiami Tihama dan kemudiannya dikenali sebagai Azd dari Shanu’a. Demikian itu bahagian utama penduduk Mekah dan Medinah dan Oman serta para pemimpin Syria semuanya daripada cabang suku Azd daripada keturunan Yoksan, anak Abraham melalui Ketura.

Daripada kumpulan utama kedua Lakhm dan Judham, kita perhatikan raja-raja Heerah diasaskan oleh Nasr bin Rabi’a, bapa Manadhira.

Banu Tai’ juga bergerak ke utara ke pergunungan Aja dan Salma, yang kemudiannya dinamakan semula pergunungan Tai’.

Kumpulan keempat, Kinda, menetap di Bahrain sehingga mereka diusir ke Hadramout dan Najd, dari mana suku ini lenyap.

Semua ini ialah keturunan Yoksan yang sempenanya orang Arab dinamakan.

Orang Arab Awal

Orang Arab terawal dipanggil Arab Terbinasa yang sejarahnya amat sedikit diketahui. Mereka ialah ‘Ad, Thamasam, Jadis, Emlaq, dan lain-lain.

Keturunan Ketura cocok dengan campuran ini dan mungkin sering disalahkelas sebagai keturunan Ismael atau keturunan Ya’rub bin Yashub, bin Qahtan. Sesetengahnya memang berasal daripada anak-anak Ketura yang lain namun mendapat nama mereka daripada pengasas orang Arab ini yang dinamakan sempenanya (lihat juga jadual bagi karya Keturunan Abraham Bahagian III: Ismael (No. 212C)).

Oleh itu Arab Terbinasa lebih tua dan berasal daripada suku-suku yang kurang berjaya, malah daripada orang Kanaan yang juga disalahnama sebagai orang Kush.

Orang Palestin, contohnya, bukan semuanya daripada kaum yang sama dan terdiri daripada sekurang-kurangnya tiga kumpulan berbeza genetik. Hal sama benar bagi orang Lubnan yang juga merupakan keturunan K2 pelaut Tarsus berketurunan Yafet, sekutu orang Fenisia dari Tirus dan Sidon. Arab Tulen yang kini kita kenali sebagai Arab Qahtan berasal daripada cucu Yoksan, anak Ketura, anak Abraham. Nubuatan Ismael melepaskan diri daripada saudaranya mempunyai makna baru. Ismael tunduk kepada keturunan Ketura yang merupakan golongan pemerintah orang Arab dan akan dimerdekakan apabila Mesias datang.

Keluarga Arab tersohor daripada kumpulan Qahtan boleh dikenali dengan nama keluarga seperti: Alqahtani, Alharbi, Alzahrani, Alghamedey, Aws dan Khazraj (Alansari atau Ansar), Aldosari, Alkhoza’a, Morra, Alojman dan seterusnya.

Keturunan Ketura ini tidak berbahasa dengan bentuk awal bahasa Arab seperti Aramaik Timur. Sebaliknya mereka menggunakan bahasa Semit (Semitik) Selatan seperti Sabaik (dari Syeba), Minaik, Qatabanik dan Hadramatik (lihat artikel ‘Arab’ di Wikipedia).

Kumpulan lain yang menolak nama Arab ialah orang Berber dari Afrika Utara dan banyak cabang orang Lubnan dan orang Mesir, kedua-dua Muslim dan Copt. Begitu juga, orang Kurd tidak mendefinisikan diri mereka sebagai orang Arab. Bagaimanapun, sesetengah orang Berber mungkin juga memanggil diri mereka “Arab.”

Pada zaman pertengahan ibn Kaldun mendefinisikan sebagai Arab hanya orang Bedouin pengembara yang boleh menjejaki keturunan mereka kepada salah satu suku asal, seperti orang Arab Saudi dan mereka yang dalam Negara-negara Teluk moden. Dia membandingkan ini dengan gaya hidup kota di mana penduduknya kemungkinan besar keturunan yang diArabkan. Perbezaan sebegini masih lagi digunakan dengan luas.

Pada penubuhannya dalam 1946 Liga Arab mendefinisikan seorang “Arab” sebagai yang berikut:
“Seorang Arab ialah seseorang yang berbahasa Arab, hidup dalam negara berbahasa Arab, yang bersimpati dengan semua aspirasi orang berbahasa Arab”.

Tugas kita adalah untuk membongkar gambaran luas ini dan menjejak asal usul bangsa itu.

Agama

Sebelum ketibaan Islam orang Arab bercampur antara Arab pagan dan Arab Kristian. Islam sendiri suatu versi Kekristianan Unitarian dan para pengasas Islam merupakan umat Kristian (lihat Pengenalan kepada Komentar tentang Quran (QI)).

Kerajaan-kerajaan Kristian yang paling terkemuka sekali ditemui di kalangan keturunan Ketura dalam Kerajaan-kerajaan Ghassanid dan Lakhmid.

Sesetengah individu seperti golongan hanif telah memeluk sejenis monoteisme dan menolak politeisme orang Arab pagan. Golongan pagan ini memuja beberapa ilah seperti Hubal, Wadd, Al-lat, Manat dan Uzza. Ramai merupakan penganut Nestorian. Nabi ‘Muhammed’ merupakan seorang Kristian terbaptis daripada satu mazhab dalam mana dia dipanggil sebagai Abu Qasim sebelum dia dibaptiskan ke dalam iman Unitarian Jemaat-jemaat Tuhan.

Muslim moden terbahagi kepada Sunni, Shiite, Ibadhi, Alawi, Ismail. Ada yang menganggap Druze sebagai satu mazhab Muslim; ada yang tidak begitu.

Arab Kristian moden ialah Coptic, Maronite, Ortodoks Yunani, atau Katolik Yunani. Iman Unitarian kemudiannya diserap ke dalam Islam. Nestorianisme lenyap.

Sesetengah Arab juga Yahudi.

Pada lewat abad ke 4 raja-raja Himyar menjadi mualaf Judaisme dan pengikut mereka, orang Kindi, juga menjadi mualaf Judaisme. Terdapat sebahagian besar Haplotaip YDNA J1 di kalangan kedua-dua Arab dan Yahudi.

Islam Sunni berkuasa sepenuhnya di Afrika Utara sementara Islam Shi’a lazim di Bahrain, Iraq selatan dan Iran selatan dan bahagian-bahagian berdekatan Arab Saudi, Lubnan selatan, bahagian-bahagian Syria, Yemen utara dan wilayah Al-Batinah di Oman.

Orang Kristian membentuk kira-kira 9.2% daripada penduduk Timur Dekat dan 39% daripada Lubnan dan 10 hingga 15% daripada Syria. Orang Kristian membentuk lebih kurang 10% daripada penduduk Arab Israel dan 6% daripada penduduk Mesir.

Dua pertiga daripada orang Arab yang berpindah ke Amerika dan Australia ialah Kristian.

Sehingga tindakan-tindakan pro-Nazi dan anti-Yahudi 1930an dan 1940an, orang Yahudi di Iraq dan tempat lain menganggap diri mereka sebagai Arab berkepercayaan Yahudi. Hari ini orang Yahudi seperti Yahudi Mizrahi dan Yemen tidak dianggap sebagai Arab.

Sebelum Mizrahi dicipta sebagai istilah, Yahudi berbangsa Arab dipanggil Yehudin ‘Aravim atau “Yahudi Arab.” Istilah ini jarang digunakan hari ini.

Bahasa

Alkitab Ibrani merujuk kepada Arvi (atau Arab) berhubungan dengan penduduk Gurun Syria dan di Arab lama sebelum orang Arab Qahtan Arabia Selatan muncul.

Proto-Arab, iaitu bahasa Arab Utara purba, tidak ditulis dengan skrip Arab tetapi dalam Musnad Arab Selatan yang berbentuk inskripsi. Itubermula pada abad ke 8 BCE dengan inskripsi Hasaean Arab Saudia timur dan teks-teks Thamudic Arabia dan Sinai yang tiada pertalian dengan Thamud.

Inskripsi Safaitic tidak muncul sehingga abad pertama BCE. Inskripsi Nabatea ditulis dalam bahasa Aramaik namun mengandungi banyak nama Arab.

Bahasa Arab praklasik muncul dalam abad kedua BCE daripada Qaryat-al-Faw dekat Sulayyil.

Dari abad keempat CE kita perhatikan kemunculan kerajaan-kerajaan Kristian orang Lakhmid Iraq selatan dan Ghassanid di Syria selatan. Orang Lakhmid bersekutu dengan Empayar Sassanid dan Ghassanid bersekutu dengan Empayar Byzantium.

Kerajaan Kindi Arab Tengah bersekutu dengan Empayar Himyar Arab Selatan. Orang-orang Arab ini bermualaf kepada Judaisme dan mempunyai pengaruh luas menyeberangi Laut Teberau (Laut Merah) di Afrika. Kebangkitan kuasa inilah di situ pada abad keempat yang menyaksikan reaksi Yahudi berbangsa Arab kepada iman Kristian Unitarian dalam abad ketujuh dan kebangkitan Islam. Kejayaan besar-besaran Islam menyaksikan orang Khazar memutuskan untuk bermualaf kepada Judaisme di Steppes Rusia kira-kira 740 CE.

Penting untuk memperhatikan bahawa Qur’an tidak menggunakan perkataan ‘Arab, hanya kata sifat ‘arabiyyun dalam mana ia menyebut ia Kitab clear mubinun (Nyata) dalam ‘arabiyyun (bahasa Arab) (contohnya Ayat 43:2-3).

Nabi berkata Kitab Nyata ini ditulis dalam bahasa Arab agar mereka dapat mengerti. Justeru bahasa Arab menjadi bahasa orang Arab daripada penggunaannya dalam Qur’an.

Terminologi yang digunakan merujuk kepada orang Arab sedentari yang tinggal di kota-kota seperti Mekah dan Media sebagai ‘arab. Bedouin atau Arab pengembara disebut sebagai ‘a’rab. Istilah ini membawakan konotasi negatif daripada teks dalam Qur’an. Qur’an merujuk kepada Arab Hilang al-‘Arab al-ba’ida dan mengatakan bahawa mereka lenyap sebagai hukuman keberhalaan atau kesangsian mereka. Oleh itu mereka dianggap sebagai Arab tulen sebagai keturunan Ketura, sementara orang Arab Utara kemudian, termasuk suku-suku Mekah, merupakan keturunan Ismael, sebagai orang Arab yang diArabkan.

Perbezaan ini kemudiannya menyebabkan permusuhan nyata antara orang Qay utara dan Kalb selatan khususnya di Sepanyol. Bahasa Himyar, yang digambarkan oleh Al-Hamdani (meninggal 946), nampaknya dialek Arab utara mungkin daripada orang Qay, yang kemudiannya digunakan di selatan, dan dipengaruhi oleh bahasa Arab Selatan Lama, yang merupakan satu dialek Sabaea keturunan Ketura.

Justeru bahasa Arab tersebar melalui Arabisasi dengan penaklukan dari Perancis sampai China. Mengenalpasti semua kumpulan dan suku ini ialah tugas yang sukar.

Sekarang balik kepada keturunan Ketura.

Medan

Anak ketiga daripada enam anak lelaki Ketura, Medan membawa nama yang bermakna pertikaian, perselisihan atau persengketaan (SHD 4091). Dia nampaknya telah mengasaskan beberapa suku Arab utara, dan namanya dipelihara dalam pekan Madan, yang terletak sedikit ke barat selatan Taima moden. Madan atau Medan juga disebut dalam inskripsi daripada zaman pemerintahan Tiglat-pileser III raja Babel (kira-kira 732 BCE), dalam mana ia dipanggil Badan. Konsonan b dan m lazim saling bertukar dalam bahasa Arab dan bahasa-bahasa pendahulunya Kasdim dan Aramaik Timur. Orang Medan tidak berbahasa Kasdim namun orang Asyur-Babel memang berbahasanya.

Madan mungkin dijadikan seorang dewa Arab di bawah sistem purba pemujaan leluhur, dan Abd-al-Madan sering dilihat dalam sistem-sistem Arab sebagai satu nama keluarga. (lihat juga S. Cohen, Interp. Dict., artikel ‘Medan’, Vol. 3, ms 318).

Nampaknya ada juga pertalian dengan Midian seperti yang dilihat di bawah.

Midian

Walaupun dia hanya anak keempat Abraham dan Ketura, Midian merupakan leluhur kepada suku yang mungkin paling penting daripada semua keenam-enam suku saudara. Sebab itu keturunannya akan dibincangkan dengan lebih terperinci daripada yang lain. Nama Midian bermakna persengkataan, pertengkaran atau pertikaian (SHD 4080), sama seperti saudaranya Medan. Sesetengah pengulas mengatakan bahawa nama Midian mungkin sebenarnya diperolehi daripada perkataan Semit untuk penghakiman.

Suku-suku Midian ada disebutkan dalam kesusasteraan Mesir dan yang lain; Ptolemy, contohnya, memanggil mereka Modiana.

Kisah pelarian Musa ke Midian diberikan dalam Keluaran 2. Ini juga diceritakan dalam Qur’an pada Surah 28:22-28. (Lihat juga Kisah 7:29 rujuk Keluaran 2:15).

Keluaran 2:15-21 Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur. 16 Adapun imam di Midian itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya. 17 Maka datanglah gembala-gembala yang mengusir mereka, lalu Musa bangkit menolong mereka dan memberi minum kambing domba mereka. 18 Ketika mereka sampai kepada Rehuel, ayah mereka, berkatalah ia: "Mengapa selekas itu kamu pulang hari ini?" 19 Jawab mereka: "Seorang Mesir menolong kami terhadap gembala-gembala, bahkan ia menimba air banyak-banyak untuk kami dan memberi minum kambing domba." 20 Ia berkata kepada anak-anaknya: "Di manakah ia? Mengapakah kamu tinggalkan orang itu? Panggillah dia makan." 21 Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu diberikan Rehuellah Zipora, anaknya, kepada Musa. (RSV)

Zipora bererti burung (SHD 6855). Dia melahirkan dua anak lelaki untuk Musa: Gersom, bererti buangan (SHD 1648), dan Eliezer, bermakna Tuhan ialah bantuan (SHD 461) (lihat 1 Tawarikh 23:15). Insiden dengan Musa dan penyunatan anaknya (Keluaran 4:25) menunjukkan pengukuhan tindakan sebagaimana yang dilakukan pada Ishak pada hari kelapan, sebab ia tidak dilakukan oleh Musa pada mulanya; dan Musa tentunya dihukum kerana kecuaian itu. Istilah penyunat dan disunat untuk bapa mertua dan anak mertua nampaknya telah memasuki bahasa Ibrani tanpa mengekalkan konotasi yang mula-mula ada padanya (lihat Encyclopaedia of Religion and Ethics (ERE) Vol. 3, ms 661, 662).

Istilah penyunat mula-mula digunakan dalam Alkitab dengan erti bakal bapa mertua, dan disunat dengan erti “suami anak perempuan” berhubungan dengan orang Midian (Keluaran 3:1; 4:18 25 dan seterusnya; Bilangan 10:29 dan Hakim 1:18; 4:11) dan juga orang Sodom (Kejadian 19:13,14). Justeru kita boleh simpulkan bahawa penyunatan dilakukan oleh bapa mertua dalam kedua-dua bangsa ini sebagai keturunan Kanaan dan keturunan Sem. Namun itu bukan teladan yang ditetapkan oleh Abraham dan kelihatannya Yitro tidak melakukan upacara ini dan pastinya tidak pada cucu-cucunya.

Kita patut juga memperhatikan bahawa orang Arab barat daya menyunat dalam gandaan tujuh hari dari lahir, dan umat Muslim menyunat dari umur dua tahun seterusnya, umumnya hingga lapan tahun di Kashgar dan sampai sepuluh tahun di Turkistan. Orang Turki menyunat antara enam dan tiga belas tahun.. Hanya keturunan Ismael di kalangan orang Arab yang menyunat pada umur lewat dua belas hingga tiga belas tahun. Tiada Semit yang menyunat lebih lewat dari umur ini. Orang Sarakole Afrika Barat melakukannya begini dan orang Mandingo Sudan menunggu antara dua belas dan empat belas tahun. Kawasan Wydah dan Pantai Afrika Barat menunggu sampai 12 hingga 16 tahun dan kadangkala selewat 20 tahun.

Dengan itu amalan penyunatan di kalangan orang Semit juga memberi petunjuk tentang asal usul mereka. Kebanyakan orang mengandaikan orang Arab ialah keturunan Ismael dan menyunat pada umur tiga belas tahun; bagaimanapun, seperti di atas, ini sangat jauh daripada hakikatnya.

Hanya orang Mesir purba menyunat pada 14 tahun dan Angaardi dari Sungai Murchison Australia Barat beramal seperti ini dari 14-16 tahun. Sesetengah suku Australia Selatan memilih untuk menunggu sehingga bulu rambut muncul pada muka.

Isybak

Isybak merupakan anak kelima Abraham melalui Ketura. Namanya bererti dia melepaskan (BDB) atau dia akan meninggalkan (Strong: SHD 3435). Nampaknya dia dan keturunannya menetap di kawasan di sebelah timur Kanaan, bagaimanapun, amat sedikit selain itu yang diketahui tentang suku ini daripada Alkitab ataupun sumber sekular.

Dictionary Hastings menyebut ini tentang Isybak pada mukasurat 501:

Frd. Delitzsch (Z SKF ii.92) mengenalpastinya dengan Iasbuk daripada inskripsi kuneiform, dalam mana ia disebut sebagai satu negeri (mat) yang rajanya bersekutu dengan Sangara (Shamgar?) dari Gargamis (Karkemis) dan pihak lain menentang Assur-nazir-pal dan Shalmaneser II (kira-kira 859 B.C.).

Ini mungkin betul kerana kedua-dua sumber Septuagint menggunakan Iesbok (LXXA) atau eosbak (LXXB) (lihat Interp. Dict., art. ‘Ishbak’, Vol. 2, ms 747).

Suah

Juga dipanggil Shuach, anak lelaki keenam dan terakhir Ketura mempunyai nama yang berbagai makna kekayaan (BDB) atau lembah kecil, depresi, lerengan (Strong: SHD 7744).

Dia merupakan leluhur orang Suah, yang mana orang paling terkemuka ialah Bildad, bin Suah, dan salah seorang ‘penghibur’ Ayub (Ayub 2:11). Matthew Poole membuat beberapa komen menarik tentang ayat ini dalam Ayub.

Merekalah pada waktu itu yang terkenal sebab keturunan dan kualiti, kebijaksanaan dan pengetahuaan, dan pernyataan agama sejati, yang mungkin keturunan Abraham, dan bersaudara dengan Ayub, dan hidup di negeri yang sama dengannya. (A Commentary on the Holy Bible, 1685, cetakan semula oleh Banner of Truth Trust, London, 1962; penekanan ditambah).

Keturunan Suah juga cukup terkenal kepada orang Asyur, yang memanggil mereka sebagai Suhu, dan menggambarkan negeri mereka sebagai berada di tebing kiri (right bank) Sungai Efrat, selatan Karkemis dan antara sungai Balikh dan Khabur (lihat Dillmann, Holzinger, et al). Ptolemy memanggil sungai Khabur sebagai Chaboras, yang mungkin salah satu daripada dua sungai Kebar yang disebut oleh Yehezkiel (Yehezkiel 1:1 dan seterusnya). Nama Suah ialah Sauchaioon dalam bahasa Yunani.

Justeru negeri mereka amat terkenal.

Keturunan keenam-enam saudara ini diperluaskan lagi dalam Bab 25 Kitab Jasher yang tidak sah dan mungkin palsu dan memasukkan beberapa nama yang tidak ditemui dalam Alkitab. Menurut Jasher, Ketura dikatakan datang dari tanah Kanaan dan sebab itu mungkin sekali berketurunan Bapa Kaum Ham dan bukan Yafet, suatu pandangan yang selaras dengan pendapat Arab bahawa Ketura ialah orang Kush (juga daripada Ham) namun ditentang kebanyakan wibawa lain.

Dalam karyanya Antiquities of the Jews, Josephus mendakwa bahawa keturunan Abraham melalui Ketura pergi ke Arab dan ke dalam negeri yang dipanggil Troglodytes (dari mana kita mendapat istilah Troglodyte, bermakna penghuni gua). Ini diulangi dalam Buku II, bab 10 dalam mana tempat-tempat kediaman utama pelbagai keturunan Abraham diberikan, menurut Josephus.

Dia meninggalkan kepada Ismael dan kepada keturunannya negara Arab; dan juga kepada anak-anaknya melalui Ketura, Troglodytis; dan kepada Ishak, Kanaan. (Ant. Jews, ibid.).

Penjelajah Victorian, Richard Burton, berkata bahawa satu kaum yang dipanggil Beni Thamud juga digambarkan sebagai orang Troglodyte (The God-Mines of Midian), Kegan Paul & Co., London, 1878); mereka mungkin telah menggantikan keturunan daripada anak-anak Ketura ini, atau mereka mungkin sebenarnya keturunan daripada mereka.

Josephus mendakwa bahawa setibanya waktu perkahwinan Ishak anak-anak Ketura sudah berpindah.

Maka Ishak mengahwininya, dan pusaka itu kini miliknya; sebab anak-anak Ketura sudah pergi ke tempat kediaman mereka sendiri yang jauh. (Ant. Jews. Bk. I, 16, iii).

Ini seperti disahkan oleh Kitab Suci yang mengatakan bahawa hanya Ismael dan Ishak menguburkan bapa mereka Abraham (Kejadian 25:9); mungkin anak-anak Ketura sudahpun berpindah ke tempat lain.

Orang Kadmon

Terdapat satu lagi suku yang menarik apabila membincangkan keturunan Ketura yang mungkin: orang Kadmon. Dictionary Hastings menyatakan ini tentang mereka:

Orang Kadmon … Ewald [dalam Histroy of Israel] dan ramai yang mengikutinya menganggap orang Kadmon sama dengan Bene Kedem, keturunan Timur … keturunan (?Kejadian 256) Abraham melalui Ketura (Kejadian 291, Hakim 712, 1 Raja 430, Ayub 13, Yesaya 1114, Yeremia 4928, Yehezkiel 254-10). Dengan itu, orang Kadmon bukanlah panggilan untuk mana-mana suku khusus, tetapi untuk orang Arab keturunan Ketura, yang berbeza daripada orang Ismael. Keturunan Timur digambarkan dalam petikan-petikan yang disebutkan sebagai menduduki Padan-Aram, mempunyai hubungan dengan orang Midian dan Amalek, menduduki Kedar, tetangga dan penakluk keturunan Amon, berganding dengan orang Mesir dalam kemasyhuran mereka kerana kebijaksanaan, … Ayub dianggap salah seorang daripada mereka. Nampaknya lebih baik menganggap orang Kadmon sebagai satu suku tertentu seperti bangsa-bangsa lain yang dinamakan dalam senarai ini. Sama ada mereka harus dipandang sebagai satu cabang Arab Ismael atau Arab Ketura adalah tidak jelas (ms 831).

Spekulasi bahawa Ayub seorang Kadmon mungkin salah tempat kerana dia disenaraikan dalam Kejadian sebagai sama ada cucu atau cicit Bapa Kaum Isakhar, anak Yakub. Jika dia juga seorang Kadmon maka ini hanya mungkin dengan mempunyai hubungan dengan orang Midian dan anak-anak Ketura yang lain yang mana dia hidup di kalangan mereka.

Bullinger menyenaraikan mereka sebagai sebahagian Nefilim dalam Lampiran 25 kepada The Companion Bible daripada Kejadian 15:18-21. Pandangan ini sungguh tidak betul kerana suku-suku yang disebut ialah suku-suku lain anak-anak Nuh dan hanya satu atau dua merupakan Nefilim (lihat juga karya Nefilim (No. 154)).

Bagaimanapun kita pasti bahawa Kadmon telah menjadi satu istilah tempat lebih daripada satu kumpulan suku khusus, dan orang-orang di situ diserap masuk ke dalam keturunan Abraham daripada teks berkenaan. Apa saja Nefilim dihapuskan.

Tanah Midian

Dalam buku keduanya The Land of Midian (Revisited) (C. Kegan Paul & Co., London, 1879), Burton menganggarkan bahawa wilayah Midian pada satu ketika meliputi kawasan yang sungguh luas.
Pada zaman orang Midian purba sempadan-sempadannya begitu elastik sekali sehingga, ada waktunya, namun tidak berterusan, ia mencakupi Sinai, dan terus diperluaskan hinggakan sampai Palestin Tengah. (ms 295)

Dalam Kejadian 25 kita lihat bahawa Abraham menyuruh anak-anak Hagar dan Ketura meninggalkan Ishak kemungkinannya untuk tidak mengelirukan pusaka-pusaka mereka.

Kejadian 25:5-6 Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, 6 tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka--masih pada waktu ia hidup--meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur. (RSV)

Perkataan Ibrani yang sama qedem (SHD 6924) digunakan untuk kedua-dua ke arah timur dan timur yang nampaknya seperti ulangan yang tidak perlu, kecuali perkataan kedua apabila digabungkan dengan Tanah bertujuan untuk memberi erti tanah kuno yang tidak dinamakan. Oleh sebab Abraham kemudiannya dikuburkan di Mamre spekulasi boleh dibuat bahawa dia dan anak-anaknya menetap berdekatan Hebron pada waktu itu, agar dengan menyuruh mereka ke “timur” mereka harus bergerak mengikut arah timur laut atau tenggara untuk mengelak Laut Garam (Laut Mati), yang kesannya pasti membawa mereka ke arah Amon dan Edom masing-masing.

Historians’ History of the World (Vol. 2, ms 7), berpendapat bahawa Kusyan-Risyataim daripada Hakim 3:8-11 dinamakan sempena satu suku dan dia sebenarnya seorang raja Yerahmeel yang dikenal pasti dengan orang Amalek dan Edom, yang berkuasa di Arab utara pada waktu itu. Penguasaan ini disempurnakan oleh bantuan satu suku Keni yang bersahabat.

Dalam 1 Tawarikh 1:46 kita juga perhatikan Midian dikalahkan di tanah Moab, justeru adanya ketidakstabilan besar dalam pergerakan dan mungkin ada pertindihan dalam kawasan-kawasan suku. Ada diperkatakan tentang Hadad orang Edom bahawa dia “berangkat dari Midian” (1 Raja 11:18). Oleh itu mungkin lewat kemudiannya dan mungkin disebabkan kesesakan suku di timur Yordan, salah satu suku Ketura, Midian, berpindah terus ke selatan ke arah Laut Teberau.

Tanah yang secara longgarnya dipanggil “Midian” dalam peta-peta Alkitab memanjang hingga 200 batu dalam satu jalur pinggir pantai di sebelah Teluk Aqaba dan Laut Teberau, dan berbeza-beza lebarnya antara 24 dan 70 batu (40-110 km).

Burton dan rombongannya memungut banyak sampel geologi daripada negeri Midian, yang ditemui sangat kaya dalam galian dan batu pirus (firus). Apabila dianalisis sampel-sampel in didapati mengandungi emas, perak, tembaga, besi, timah hitam (plumbum) (lihat Bilangan 31:22), serta bijih zink, wolfram (tungsten), antimoni dan titanium. Burton juga menegaskan adanya deposit bijih besi yang sangat banyak yang boleh ditemui di kawasan itu. Sisa ekstensif aktiviti perindustrian seperti penggalian emas diperhatikan olehnya. Malahan, ia kelihatan seperti orang Mesir telah mengusahakan lombong dan pelebur emas di kawasan itu selama berabad-abad.

Ptolemy menemui Modiana di pantai timur Laut Teberau, iaitu Teluk Aqaba. Dia juga menyebut satu lagi kota Modiama namun ini terletak di pedalaman di Midian utara. Nampaknya Modiama merupakan kota kedua terpenting selepas Petra, yang digambarkan sebagai Tempat Simpan Harta Firaun pada satu ketika. Kota Madyan pra-Islam purba kini dipanggil Magha’ir Shu’aib, daripada nama Arab untuk Yitro, walaupun tradisi tempatan ketika penjelajahan kawasan ini oleh E.H. Palmer mengenal pasti kota Midian (Madyan) dengan runtuhan ekstensif El Midayen, kira-kira ‘tiga hari jauh’ dari Mekah.

Keturunan Midian

Midian merupakan bapa kepada lima anak lelaki: Efa, Efer, Henokh (Chanoch), Abida(h) dan Eldaa. Tiada lagi keturunan lanjut disebut dalam Alkitab, bagaimanapun, Kitab Jasher menambah ramai anak yang diperanakkan kelima-lima cucu Abraham ini.

Efa, bermakna kegelapan atau kesuraman (SHD 5891), merupakan bapa suku-suku yang menetap di barat laut semenanjung Arab, lebih kurang di Ghuwafa moden, ke arah barat daya Tebuk. Raja Babel Tiglat-Pileser III memanggil suku ini ‘Ayappa atau Arab Khayappa, seperti tercatat di atas. Rujukan terakhir yang diketahui tentang mereka ditemui dalam satu inskripsi bertarikh kira-kira 715 BCE, zaman Sargon II.

Seorang lagi Efa juga disebut dua kali dalam rekod keturunan suku Yehuda (1 Tawarikh 2:46,47).

Efer, bermakna anak lembu (SHD 6081), ialah anak kedua Midian, dan dikenali orang Arab sebagai ‘Ofr. Keturunannya pula dipanggil Apparu seperti yang ditunjukkan inskripsi daripada zaman Raja Assurbani-pal raja Asyur. Kota orang Efer iaitu Ghifar, hampir dengan Medina (Madinah), masih mempunyai nama pengasasnya. Sebagaimana Efa di atas, nama Efer muncul dalam keturunan Yehuda (1 Tawarikh 4:17) serta di kalangan suku separuh Manasye di seberang Yordan (1 Tawarikh 5:24).

Henokh, mempunyai erti ketara dibaktikan atau pengikut [Tuhan] (SHD 2585). Dia diakui sebagai bapa orang Keni, yang merupakan tukang logam atau pandai besi. Suku-suku ini pada mulanya menetap di wilayah barat daya di samping Teluk Aqaba.

Abida(h), bermakna bapaku tahu atau bapa pengetahuan (SHD 28), ialah anak keempat Midian. Di Yemen, di kaki barat daya semenanjung Arab, terdapat inskripsi Minea daripada sekitar abad ke 9 BCE yang menyebutkan orang-orang ini sebagai Abiyadi’.

Eldaa, bermakna Tuhan mengenali atau dipanggil Tuhan (SHD 420), ialah leluhur suku-suku yang dipanggil Yada’il dalam inskripsi Sabea purba. Sebagaimana suku saudaranya, mereka nampaknya menetap di kawasan Arab barat daya, kini Yemen moden.

Orang Midian Awal

Antiquities of the Jews (Jilid II, bab 11) Josephus menggambarkan pengenalan Musa kepada Midian, dan menghuraikan sedikit teks Keluaran 2. Menurut Josephus, orang Midian merupakan penternak lembu sesuai dengan catatan alkitabiah dalam Hakim 6. Mereka disebut dalam Alkitab sebagai sekutu orang Moab menentang Israel (Kejadian 36:35; Bilangan 22:1 dan seterusnya; 25:1 dan seterusnya), dan mungkin dengan orang Amori juga (Yosua 13:21). Pertemuan pertama yang direkodkan antara orang Israel dan orang Midian dicatatkan dalam Kejadian 37.

Kejadian 37:23-28,36 Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, merekapun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. 24 Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair. 25 Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael [SHD 3459] datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir. 26 Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? 27 Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu. 28 Ketika ada saudagar-saudagar Midian [SHD 4084] lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
36 Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang Midian [SHD 4092] itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja. (RSV)

Kita lihat di sini seperti satu kontradiksi dalam mana orang Midian dipanggil orang Ismael. Terdapat dua perkataan Ibrani berbeza yang digunakan untuk Midian dalam teks ini. Istilah yang digunakan untuk saudagar-saudagar dalam Kejadian 37:28 ialah Midyaniy (SHD 4084) yang merupakan penduduk asli negeri Midian. Dalam Kejadian 37:36 kita perhatikan bahawa orang Midian (SHD 4092, Medaniy) menjualnya di Mesir. Ini satu versi orang Midian menurut Strong namun kemungkinan besar salah satu keturunan Ketura iaitu Medani atau keturunan Medan. Bilangan 25:17 dan 31:2-3 berdua menggunakan SHD 4084 bila merujuk kepada orang Midian. Bagaimanapun, dalam setiap kali lain dalam teks-teks Perjanjian Lama perkataan yang digunakan yang diterjemahkan sebagai orang Midian ialah SHD 4080, yang merujuk kepada Midyan sendiri, anak Abraham. Jadi kita boleh andaikan bahawa kafilah yang membawaa Yusuf ke Mesir terdiri daripada orang-orang yang tinggal di negeri Midian, yang termasuk orang Ismael dan juga mungkin orang Medan.

Menjelang zaman Yusuf dan Bapa kaum yang lain, kita saksikan saling campur dua cabang utama orang Arab yang disebutkan di atas; keturunan Ketura yang dianggap sebagai Arab Tulen dan keturunan Ismael yang dianggap sebagai Arab yang diArabkan. Mereka, dengan suku-suku Arab purba yang kini menghilang dan orang Amori, mungkin merupakan orang Hyksos kuno yang kita lihat kemudian dalam sejarah Mesir di Delta Nil.

Penduduk Midian disebut banyak kali dalam Qur’an, dan beberapa Surah menyoroti bencana-bencana yang menimpa mereka selepas mereka menolak utusan-utusan, malaikat dan manusia, yang diutus oleh Tuhan. Shu’eyb di sini ialah Yitro, imam Midian dan bapa mertua Musa. Midian disebut dalam Surah-surah berikut: 9:70,71; 11:84 cf. 26:175; 15:78; 28:45; 50:14; et al.

Surah 22.42-44,54 42. dan jika mereka (yang kafir itu) mendustakanmu (Wahai Muhammad), maka (yang demikian tidaklah pelik) kerana Sesungguhnya sebelum mereka: kaum Nabi Nuh, dan Aad (kaum Nabi Hud), serta Thamud (kaum Nabi soleh) telah juga mendustakan Rasul masing-masing; 43 dan (demikian juga) kaum Nabi Ibrahim dan kaum Nabi Lut; 44 dan juga penduduk Madyan; dan Nabi Musa juga telah didustakan; maka Aku memberi tempoh kepada orang-orang kafir itu, kemudian Aku menimpakan mereka Dengan azab seksa. Dengan Yang demikian perhatikanlah Bagaimana buruknya kesan kemurkaanKu. … 54 dan juga supaya orang-orang Yang beroleh ilmu mengetahui Bahawa ayat-ayat keterangan itu benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman kepadaNya, sehingga tunduk Taatlah hati mereka mematuhinya; dan Sesungguhnya Allah sentiasa memimpin orang-orang Yang beriman ke jalan Yang lurus.

Kita perhatikan di sini bahawa mereka yang menduduki Midian telah diberi ajaran benar Tuhan pada satu ketika. Surah 11 membuat komen menarik mengenai orang Midian.

85 dan Wahai kaumku! sempurnakanlah sukatan dan timbangan dengan adil dan janganlah kamu kurangkan manusia akan benda-benda Yang menjadi haknya, dan janganlah kamu merebakkan bencana kerosakan di muka bumi. 86 limpah kurnia Allah kepada kamu lebih baik bagi kamu (daripada Yang kamu ambil secara haram itu), jika betul kamu orang-orang Yang beriman. dan Aku bukanlah orang Yang menjaga dan mengawas perbuatan kamu".

Sungguhpun sukar untuk mengetahui sama ada Nabi berbicara kepada orang Midian asal atau kepada orang Ismael, atau gabungan kedua-dua suku, nampaknya satu ciri istimewa orang yang dikenali sebagai ‘orang Midian’ ini ialah mereka merupakan saudagar atau pedagang. Salah satu kesalahan mereka ialah amalan perniagaan yang tidak jujur, dalam mana mereka menggunakan dua jenis sukatan dan timbangan berlainan – membeli dengan satu jenis dan menjual dengan satu jenis lagi (lihat Baidhawi, Tafsir-i-Raufi). Perintah atas dalam Qur’an untuk berurusan dengan sukatan dan timbangan yang adil dan sah menggemakan apa yang tertulis dalam Alkitab (Imamat 19:36; Amsal 20:10).

Dalam Kejadian orang Midian juga digambarkan sebagai pedagang (Kejadian 37), sementara dalam Keluaran mereka dilihat sebagai penggembala (Keluaran 2). Sebagai tambahan, orang Keni, satu subsuku Midian, dilihat sebagai tukang logam daripada nama itu sendiri.

Orang Midian kemudiannya menjadi kaum yang menyusahkan Israel, dan Tuhan sering menggunakan mereka dengan tujuan untuk menghukum orang Israel, yang kadangkala terpaksa menjadi penghuni gua (Troglodytes) seperti orang Keni.

Hakim 6:1-2, 6a Tetapi orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya, 2 dan selama itu orang Midian berkuasa atas orang Israel. Karena takutnya kepada orang Midian itu, maka orang Israel membuat tempat-tempat perlindungan di pegunungan, yakni gua-gua dan kubu-kubu. … 6 sehingga orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu. (RSV)

Putera dan Raja Midian

Seperti tercatat dalam Bilangan 31:1 dan seterusnya, bagaimanapun, tidak lama sebelum kematiannya Musa diperintah untuk “melakukan pembalasan orang Israel kepada orang Midian”. Semua kaum lelaki Midian dan kebanyakan kaum perempuannya dibunuh, termasuk lima raja mereka, Ewi, Rekem, Zur, Hur, dan Reba. Kaum Midian amat kaya dengan ternakan sebagaimana rampasan daripada mereka menunjukkan: enam ratus tujuh puluh lima ribu ekor kambing domba, dan tujuh puluh dua ribu ekor lembu, dan enam puluh satu ribu ekor keledai (ayat 32-34). Mereka juga memiliki banyak emas, sebab bahagian daripada rampasan itu yang dipersembahkan orang Israel kepada Tuhan ialah sebanyak enam belas ribu tujuh ratus lima puluh syikal beratnya dalam bentuk barang-barang emas, gelang kaki, gelang tangan, cincin meterai, anting-anting dan kerongsang (ayat 52).

Teks Yosua 13:21 juga menyebut raja bawahan/pangeran raja (nasiy: SHD 5387) Midian, iaitu Ewi, Rekem, Zur, Hur dan Reba, yang dipanggil raja (melek: SHD 4428) dalam Bilangan 31.

Yosua 13:21 selanjutnya segala kota di dataran tinggi itu dan seluruh kerajaan Sihon, raja orang Amori, yang memerintah di Hesybon, yang dikalahkan oleh Musa; bersama-sama dia juga dikalahkannya raja-raja Midian, yakni Ewi, Rekem, Zur, Hur dan Reba, raja-raja bawahan Sihon, penduduk negeri itu. (RSV)

Josephus mendakwa bahawa raja kedua daripada raja-raja atau syeikh ini, Rekem, memberi namanya kepada “kota paling menonjol di kalangan orang Arab, yang dipanggil hingga hari ini di bawah setiap Raja, Arecema [El-Rekem], dan oleh orang Yunani, Petra” (Ant. Jews, iv. 7,1). Petra ialah ‘kota utama dan ibu kota seluruh Arab’ dan dipanggil dalam bahasa Ibrani Ha-Sela, tebing tinggi (2 Raja-raja 14:7).

Komen berkesan teks Alkitab ini ialah penduduk negeri itu dan dengan itu kita berdepan dengan orang Midian yang menjadi penduduk di negeri di situ. Bangsa Midian tersebar sepanjang pantai sejauh 200 batu dan tentera yang dikalahkan di situ bukanlah seluruh tentera Arab dan keluarga-keluarga Midian tetapi mereka yang berkumpul di situ dan keluarga-keluarga dari Petra yang hidup di situ.

Zur dari Midian merupakan bapa puteri Kozbi, perempuan yang berteman secara provokatif dengan seorang pemimpin Israel. Kedua-duanya dibunuh oleh Pinehas dalam kemarahan kebenaran, dan dengan berbuat demikian dia menyurutkan murka Tuhan. Tuhan kemudiannya memberkati Pinehas kerana tindakan tegasnya itu demi Israel (Bilangan 25:11-15). Ayat 15 mengatakan bahawa Zur ialah “kepala kaum--yaitu puak--di Midian”.

Dua lagi raja Midian, Oreb (maknanya gagak) dan Zeeb (serigala), disebut dalam Hakim 7:25. Mereka dibunuh oleh orang Efraim setelah dikejar oleh Gideon dan pahlawan Israel yang lain.

Hakim 7:25 Mereka berhasil menawan dua raja Midian, yakni Oreb dan Zeeb. Oreb dibunuh di gunung batu Oreb dan Zeeb dibunuh dalam tempat pemerasan anggur Zeeb. Mereka mengejar orang Midian itu, lalu mereka membawa kepala Oreb dan kepala Zeeb kepada Gideon di seberang sungai Yordan. (RSV)

Terdapat juga dua raja Midian yang disebut dalam Hakim 8:5, iaitu Zebah dan Salmuna (ertinya korban dan tiada perlindungan, masing-masing), yang cuba menyerang Palestin namun dikalahkan oleh Gideon.

Demikian itu Midian menduduki wilayah dari tanah Edom sepanjang pantai Arab di selatan dan timur dari Aqaba sejauh 200 batu. Subsuku lain dikaitkan kepada mereka.

Agama Midian Awal

Werner Keller dalam The Bible as History (Hodder & Stoughton Ltd, Bantam rev. ed., New York, 1982) dengan ringkas menyentuh tentang beberapa aspek sistem agama Midian.

Orang Israel diandaikan menerima kultus pelik ular tembaga daripada Rehuel [atau Yitro]. Suasananya nyata dramatik bila kita perhatikan bahawa pada satu tapak arkeologi yang menunjukkan tanda-tanda pendudukan Midian, Benno Rothenberg menjumpai patung berhala dalam bentuk ular tembaga yang panjangnya lima inci dan separuh dihiasi dengan emas. …ular tembaga kecil ini ditemui dalam Tempat Mahakudus suatu khemah pertemuan! … Ia ditemui di tapak tempat ibadat Mesir yang lebih tua yang dibaktikan kepada dewi Hathor. Orang Midian yang, mengikuti orang Mesir, melombong tembaga atas usaha sendiri dii Timna, mengubah tempat ibadat ini kepada kuil agama mereka sendiri (ms 147-8)

Hakikat bahawa Abraham telah mengajar semua anaknya dalam ibadat Allah Maha Esa menjadikannya sesuatu yang tidak menghairankan bahawa monoteisme dan ibadat Yahovah Semesta Alam ditemui di kalangan mereka. Hakikat bahawa mereka semua telah meninggalkan Iman itu nyata tercatat.

Yitro: imam Midian

Bapa mertua Musa dipanggil Hobab, iaitu anak Rehuel atau Raguel (Bilangan 10:29). Walaupun banyak kekeliruan atas nama-nama ini, nampaknya Hobab juga dikenali sebagai Yitro (bermakna keunggulannya).

Bilangan 10:29-32 Lalu berkatalah Musa kepada Hobab anak Rehuel orang Midian, mertua Musa: "Kami berangkat ke tempat yang dimaksud TUHAN ketika Ia berfirman: Aku akan memberikannya kepadamu. Sebab itu ikutlah bersama-sama dengan kami, maka kami akan berbuat baik kepadamu, sebab TUHAN telah menjanjikan yang baik tentang Israel." 30 Tetapi jawabnya kepada Musa: "Aku tidak ikut, melainkan aku hendak pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku." 31 Kata Musa: "Janganlah kiranya tinggalkan kami, sebab engkaulah yang tahu, bagaimana kami berkemah di padang gurun, maka engkau dapat menjadi penunjuk jalan bagi kami. 32 Jika engkau ikut bersama-sama dengan kami, maka kebaikan yang akan dilakukan TUHAN kepada kami akan kami lakukan juga kepadamu." (RSV)

Keluaran 3:1a Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. (RSV)

Nama Hobab (SHD 2246) bererti dihargai atau amat dikasihi, mungkin oleh Tuhan, sama seperti kaumnya sendiri, dan ini dapat menjelaskan nasihat terilham yang diberiknya kemudian kepada Musa berkenaan pengadilan-pengadilan yang diberikan kepada orang Israel. Menurut Josephus, Hobab mempunyai nama keluarga “Iothor [iaitu Yitro]”. Keturunan Yitro diberi sebagai: bin Nawil, bin Rawail, bin Mour, bin Anka, bin Midian, bin Abraham.

Josephus (Ant. Jews. III, iii) mendakwa bahawa Raguel (juga Rehuel, seperti dalam ayat 29) ialah bapa mertua Musa, bagaimanapun, Hakim 4:11 (lihat di bawah) jelas menyatakan bahawa dia dikenali sebagai Hobab. Matthew Poole memberi penjelasan munasabah untuk ketidakcocokan ini dalam komennya ke atas Keluaran 2:18 di bawah. Pengulas lain mendakwa bahawa Yitro merupakan gelaran kehormatan, sementara Rehuel ialah nama peribadinya. Dengan itu, sebagaimana dengan soal Ketura/Hagar, terdapat beberapa pendapat bercanggahan tentang identiti dan ini mungkin merumuskan keadaan cukup bermisteri anak-anak Ketura dan keturunan mereka.

Rehuel (SHD 7467, Re’uw’el) bererti Sahabat Tuhan dan merupakan satu gelaran yang diberi kepada Abraham dan dibawa oleh Yitro sebagai Imam Midian. Raguel hanyalah satu lagi versi gelaran ini (lihat Kamus Ibrani Strong’s (SHD)). Ini jelas dibawakan oleh Imam Midian kerana ia dibawa oleh bapa Hobab dan oleh Hobab/Yitro sendiri.

Chobab (SHD 2246) bererti dihargai dan diperolehi daripada 2245: bersembunyi seperti dalam pangkuan; menghargai.

Yithrow (Yitro) (SHD 3503) bererti Keunggulannya diperolehi daripada Yithrah (SHD 3502, keunggulan). Justeru kita berdepan dengan Hobab sebagai nama dan Yitro sebagai gelaran. Keunggulannya, Hobab, Sahabat Tuhan ialah terjemahan nama-nama Yitro, Hobab, Rehuel atau Reguel.

Dengan itu tiada lagi keraguan bahawa dialah syeikh dan Imam Besar Midian serta pemimpin agama turun-temurun suku ini.

Seorang lagi Rehuel yang disebut dalam Alkitab ialah seorang anak Esau melalui Basmat, anak perempuan Ismael (Kejadian 36:4 dan seterusnya). Lihat karya Hukum dan Perintah Tuhan Ketujuh (No. 260).

Burton dalam The Gold-Mines of Midian berkata begini dalam nota kakinya pada mukasurat 332:

Gelaran Muslim Yitro ialah “Khatib el-Anbiya,” atau Khatib (Pendeta) kepada Para Nabi, berdasarkan kata-kata hikmat yang diberikannya pada anak mertuanya (Keluaran ii. 18) … Sesetengah penulis telah menjadikannya anak Mikhail, ibn Yashjar, ibn Madyan; namun mereka dituduh jahil oleh Ahmed ibn Abd el-Halim. El-Kesai menyatakan bahawa nama asalnya ialah Boyun; yang dia elok orangnya, namun kurus dan kecil; amat bijaksana, dan pendiam (Sale’s Koran, ms 117). Pengulas lain menambah bahawa dia tua dan buta. Dalam “Berakhoth,” Yitro [sic.] dan Rahab ialah bukan Yahudi, atau orang asing, yang bergabung dengan Israel atas sebab perbuatan baik mereka (ms 48, M. versi Schwab. Paris: Imprimerie Nationale, 1871).

E.H. Palmer dalam The Desert of the Exodus (Deighton, Bell & Co., Cambridge, UK, 1871) mengulangi tuntutan bahawa Yitro/Hobab seorang buta, dan telah diberi tugas mengajar Iman sebenar.

Sho’eib, sebagaimana orang Arab memanggil Yitro, bapa mertua Musa, dikatakan seorang buta, yang meskipun dengan kelemahan itu diperintah ilahi untuk mengajar agama sebenar yang baru-baru itu dinyatakan pada Abraham, dan untuk memualafkan rakyat kota aslinya Midian. Mereka menolak ajarannya dan mengejek nabi buta ini, dan sebab dosa ini mereka dibinasa api dari langit, sementara Midian dihancurkan oleh gempa bumi, dan Yitro seorang saja terselamat. Dia melarikan diri ke Palestin, dan dikatakan dikuburkan dekat Safed. (nota kaki ms 539; penekanan ditambah).

Nampaknya Yitro/Hobab, Sahabat Tuhan (Raguel: Josephus) menerima hakikat kemenangan atas orang Mesir di Laut Teberau sebagai bukti nyata akan kuasa Malaikat Yahovah yang bertindak bagi Allah Maha Esa, dengan Israel sebagai umat Tuhan (Keluaran 18:11). Dia sudah menjadi imam Midian dan jelas sekali dia memerhati segala aktiviti Makhluk yang diutus kepada Israel sebagai bukti janji-janji hak kelahiran yang diberikan kepada Ishak. Pendapat itu berterusan hingga penulisan Qur’an dan dibayangi dalam Qur’an. Kuturah atau Arab Tulen, serta keturunan Ismael, membenci hak kelahiran itu sampai hari ini.

Keluaran 18:1-12 Kedengaranlah kepada Yitro, imam di Midian, mertua Musa, segala yang dilakukan Allah kepada Musa dan kepada Israel, umat-Nya, yakni bahwa TUHAN telah membawa orang Israel keluar dari Mesir. 2 Lalu Yitro, mertua Musa, membawa serta Zipora, isteri Musa--yang dahulu disuruh Musa pulang-- 3 dan kedua anak laki-laki Zipora; yang seorang bernama Gersom, sebab kata Musa: "Aku telah menjadi seorang pendatang di negeri asing," 4 dan yang seorang lagi bernama Eliezer, sebab katanya: "Allah bapaku adalah penolongku dan telah menyelamatkan aku dari pedang Firaun." 5 Ketika Yitro, mertua Musa, beserta anak-anak dan isteri Musa sampai kepadanya di padang gurun, tempat ia berkemah dekat gunung Allah, 6 disuruhnyalah mengatakan kepada Musa: "Aku, mertuamu Yitro, datang kepadamu membawa isterimu beserta kedua anaknya." 7 Lalu keluarlah Musa menyongsong mertuanya itu, sujudlah ia kepadanya dan menciumnya; mereka menanyakan keselamatan masing-masing, lalu masuk ke dalam kemah. 8 Sesudah itu Musa menceritakan kepada mertuanya segala yang dilakukan TUHAN kepada Firaun dan kepada orang Mesir karena Israel dan segala kesusahan yang mereka alami di jalan dan bagaimana TUHAN menyelamatkan mereka. 9 Bersukacitalah Yitro tentang segala kebaikan, yang dilakukan TUHAN kepada orang Israel, bahwa Ia telah menyelamatkan mereka dari tangan orang Mesir. 10 Lalu kata Yitro: "Terpujilah TUHAN, yang telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan Firaun. 11 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN lebih besar dari segala allah; sebab Ia telah menyelamatkan bangsa ini dari tangan orang Mesir, karena memang orang-orang ini telah bertindak angkuh terhadap mereka." 12 Dan Yitro, mertua Musa, mempersembahkan korban bakaran dan beberapa korban sembelihan bagi Allah; lalu Harun dan semua tua-tua Israel datang untuk makan bersama-sama dengan mertua Musa di hadapan Allah. (RSV)

Ada juga beberapa persamaan penting dalam pertemuan antara Musa dan Yitro (Keluaran 18:1 dan seterusnya) dan pertemuan antara Abraham dan Melkisedek yang dicatatkan dalam Kejadian 14.

Kejadian 14:17-20 Setelah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja. 18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. 19 Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, 20 dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya. (RSV)

· Abraham baru saja mengalahkan Kedorlaomer, raja Elam, sementara Musa telah awal menyaksikan kekalahan Firaun, raja Mesir.
· Melkisedek ialah imam Allah Mahatinggi; Yitro ialah imam Midian.
· Kedua-dua Melkisedek dan Yitro memberi pujian kepada Tuhan atas pelepasan mereka dengan menggunakan gaya bahasa yang amat serupa (lihat ayat 20 di atas dan Keluaran 18:10).
· Melkisedek membawa roti dan anggur untuk jamuan upacara dengan Abraham; Yitro juga menyediakan jamuan korban dan roti untuk dimakan bersama Musa, Harun dan semua tua-tua Israel.
· Terdapat tema umum “damai” dan persahabatan dalam kedua-dua pertemuan: raja Salem (SHD 8004, daripada 7999) memberkati Abraham, sementara Yitro dan Musa dikatakan telah saling bertukar Shalom (SHD 7965, daripada 7999) atau Salaam dengan cara khusus Timur tengah (Keluaran 18:7; lihat juga 4:18).

Keluaran 4:18 Lalu Musa kembali kepada mertuanya Yitro serta berkata kepadanya: "Izinkanlah kiranya aku kembali kepada saudara-saudaraku, yang ada di Mesir, untuk melihat apakah mereka masih hidup." Yitro berkata kepada Musa: "Pergilah dengan selamat." (RSV)

Kita perhatikan bahawa pada hari esoknya selepas senda gurau ini, Musa duduk di antara orang Israel untuk mengadili beberapa perkara (Keluaran 18:13 dan seterusnya). Yitro menasihatkan Musa tentang cara yang lebih praktik untuk melaksanakan hal ini, untuk kebaikan Musa dan agar “seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya” (ayat 23). Yitro digambarkan sebagai seorang yang khususnya disayangi dan dipimpin oleh Tuhan, dan ini juga terbukti apabila nasihat bijaknya diambil berat oleh Musa.

Keluaran 18:13-27 Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang. 14 Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah ia: "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?" 15 Kata Musa kepada mertuanya itu: "Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah. 16 Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah." 17 Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. 18 Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja. 19 Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah. 20 Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan. 21 Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. 22 Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya. 23 Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya." 24 Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya. 25 Dari seluruh orang Israel Musa memilih orang-orang cakap dan mengangkat mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. 26 Mereka ini mengadili di antara bangsa itu sewaktu-waktu; perkara-perkara yang sukar dihadapkan mereka kepada Musa, tetapi perkara-perkara yang kecil diadili mereka sendiri. 27 Kemudian Musa membiarkan mertuanya itu pergi dan ia pulang ke negerinya. (RSV)

Yitro dalam Qur’an

Qur’an banyak kata-katanya tentang Yitro (Shuaib) dan orang Midian.

Surah 11:84 dan kepada (penduduk) Mad-yan (kami utus) saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia …

Sale berkata Midian merupakan sebuah kota di Hijaz di Laut Teberau, di tenggara Sinai dan sama seperti Modiana Ptolemy. Apa yang masih tinggal pada zaman nabi itu telah dirobohkan dalam perang-perang yang menyusuli.

Shuaib. Para penulis Muslim pada umumnya menyamakan Shuaib dengan Yitro, bapa mertua Musa. Baidhawi mengatakan dia anak Mikail, bin Yashjar, bin Midian, dan Tafsir-i-Raufi menceritakan bahawa dia keturunan Lot, yang mana Midian telah mengahwini anak perempuan Lot. “Dalam komentar Ephream Syria, Yitro dipanggil Shuaib” (Notes on the Roman Urdu Quran).

Asal nama Arab Hobab

Tiada keajaiban yang dibuat Shuaib digambarkan sama ada dalam Quran atau Hadith, … Bagaimanapun ia mengatakan (mengikut orang Yahudi) bahawa dia memberi anak mertuanya tongkat pengerja keajaiban itu dengan apa dia melakukan semua keajaibannya di Mesir dan padang gurun, dan juga nasihat dan tunjuk ajar yang amat baik (Keluaran xviii. 13), dari mana dia mendapat nama keluarga Khatib al anbiyah, atau “pengajar kepada para nabi.” (222, Notes on the Roman Urdu Quran)

88 pemuka-pemuka dan kaum Syu'aib yang menyombongkan dan berkata: "Sesungguhnya Kami akan mengusir kamu Hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota Kami, atau kamu kembali kepada agama kami". berkata Syu'aib: "Dan Apakah (kamu akan mengusir kami), Kendatipun Kami tidak menyukainya?"

Sesungguhnya Kami akan mengusir kamu .. dari kota Kami. Rodwell menceritakan satu tradisi Yahudi yang sama pentingnya berhubungan Yitro. (ibid., 223)

Kesimpulan boleh dibuat daripada ini bahawa Syuaib (Yitro) memiliki Iman sebenar, dan inilah sebabnya dia diusir keluar dari kota itu bersama dengan umat percaya yang lain. Ini menunjukkan satu perpecahan dalam kepercayaan agama Midian dan permulaan paganisasi orang Arab daripada suku-suku sekitar. Kita perhatikan daripada ayat 88 bahawa dia sekurang-kurangnya menyembah Tuhan. Dia imam Yang Mahatinggi di Midian.

Surah 11:88 Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. (89) Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. (90) dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. (91) mereka berkata: "Hai Syu'aib, Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan Sesungguhnya Kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah Kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami." (92) Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, Apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu? Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan."



(91) Bukan seorang yang berwibawa. “Perkataan Arab dhaif, lemah, juga bererti, dalam dialek Himyar, buta, ada yang menganggap Syuaib begitu, dan bahawa orang Midian menolaknya sebab itu, sebagai satu kecacatan yang membatal kelayakannya untuk jabatan nabi.” – Sale. (363)

Elohim itu bercakap tentang kehancuran kota Madyan/Midian dalam Surah 11:96, suatu peristiwa yang disebut dalam lebih awal dalam ayat 71 Surah 9 berhubung pertaubatan.

Orang Keni

Orang Keni atau Kain (SHD 7017) merupakan satu suku pandai besi keturunan Midian, anak lelaki Ketura. Kawasan petempatan utama mereka mungkin di tenggara Aqaba namun mereka juga ditemui lebih jauh lagi, seperti yang akan kita lihat. Orang Keni dipanggil berbagai nama oleh ahli-ahli sejarah klasik sebagai orang Kenaioi, Kinaiaoi, Cinaeus atau Kain saja (lihat Bilangan 24:22). Mereka cenderung mendapat sebutan baik dalam Alkitab.

Kitab Hakim-hakim memberitahu kita bahawa keturunan Yitro, bapa mertua Musa, mengembara bersama bani Yehuda dari Yerikho (? Lihat Ulangan 34:3) ke selatan Arad bekas kota Kanaan, yang terletak di seberang padang gurun utara Yehuda.

Hakim 1:16 Keturunan Hobab, ipar Musa, orang Keni itu, maju bersama-sama dengan bani Yehuda dari kota pohon korma ke padang gurun Yehuda di Tanah Negeb dekat Arad; lalu mereka menetap di antara penduduk di sana. (RSV)

Arad juga merupakan lokasi pekan Yahudi, Kina (Yosua 15:22).

Hakim 4:11 Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Keni, dari anak-anak Hobab ipar Musa, dan telah berpindah-pindah memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di Zaanaim yang dekat Kedesh. (RSV)

Kedesh yang disebut di sini terletak dalam tanah suku Naftali di bahagian utara Israel, justeru Heber telah memisahkan dirinya agak jauh daripada sukunya orang Keni. ‘Tanah selatan’ (KJV; atau Negeb: RSV) Kejadian 20:1 dikenali sebagai tanah di selatan Palestin dan bersebelahan Midian. Nama Zaanaim dalam ayat 11 dengan tepatnya bererti perpindahan atau pengembaraan.

Dengan itu nampaknya sebahagian daripada suku Keni pernah pada satu ketika berhubungan rapat dengan atau malahan digabungkan ke dalam suku Yehuda. Yerahmeel merupakan cicit Patriak Yehuda. Perhatikan bahawa suku Rekhab (contohnya Yeremia 35:6-10) juga merupakan satu suku orang Keni dan leluhurnya ialah Hamat. Ayat berikut didapati daripada hujung satu rekod silsilah Keluarga Yehuda.

1 Tawarikh 2:55 Dan kaum-kaum para ahli surat, yang diam di Yabes, ialah orang Tirati, orang Simati, dan orang Sukhati. Mereka itulah orang Keni keturunan Hamat bapa keluarga Rekhab. (RSV)

Para ahli surat di sini ialah sopherim (SHD 5608). Dalam satu nota kepada ayat ini, Bullinger (The Companion Bible) berkata tentang orang Keni:

Mereka menjadi golongan pertapa, dan, sebab disebut di sini bersama-sama dengan “para ahli surat,” mungkin merupakan para guru. Ini menjelaskan perbuatan Yehu dalam 2 Raja-raja 10. 15,16.

Dengan itu, ada kemungkinannya bahawa sekurang-kurangnya beberapa daripada mereka yang dipanggil ahli surat ‘Yahudi’ ini mungkin orang Keni asalnya yang telah bergabung sepenuhnya dengan Yehuda.

2 Raja-raja 10:15-16, 23-28 Setelah pergi dari sana, bertemulah ia dengan Yonadab bin Rekhab yang datang menyongsong dia. Ia memberi salam kepadanya serta berkata: "Apakah hatimu jujur kepadaku seperti hatiku terhadap engkau?" Jawab Yonadab: "Ya!" "Jika ya, berilah tanganmu!" Maka diberinyalah tangannya, lalu Yehu mengajak dia naik ke sampingnya ke dalam kereta. 16 Berkatalah Yehu: "Marilah bersama-sama aku, supaya engkau melihat bagaimana giatku untuk TUHAN." Demikianlah Yehu membawa dia dalam keretanya. … 23 Sesudah itu masuklah Yehu dan Yonadab bin Rekhab ke dalam rumah Baal, lalu berkatalah ia kepada orang-orang penyembah Baal di situ: "Periksalah dan lihatlah, supaya jangan ada di antara kamu di sini seorangpun dari hamba-hamba TUHAN, melainkan hanya orang-orang yang beribadah kepada Baal." 24 Lalu masuklah mereka untuk mempersembahkan korban sembelihan dan korban bakaran. Adapun Yehu telah menempatkan delapan puluh orang di luar dan telah berkata: "Siapa yang membiarkan lolos seorangpun dari orang-orang yang kuserahkan ke dalam tanganmu, nyawanyalah ganti nyawa orang itu." 25 Setelah Yehu selesai mempersembahkan korban bakaran, berkatalah ia kepada bentara-bentara dan kepada perwira-perwira: "Masuklah, bunuhlah mereka, seorangpun tidak boleh lolos!" Maka dibunuhlah mereka dengan mata pedang, lalu mayatnya dibuang; kemudian masuklah bentara-bentara dan perwira-perwira itu ke gedung rumah Baal. 26 Mereka mengeluarkan tiang berhala rumah Baal itu, lalu dibakar. 27 Mereka merobohkan tugu berhala Baal itu, merobohkan juga rumah Baal, dan membuatnya menjadi jamban; begitulah sampai hari ini. 28 Demikianlah Yehu memunahkan Baal dari Israel. (RSV)

Josephus, yang memanggil orang Keni kentides di bahagian lain, memperkatakan mereka sebagai ‘keturunan Sikhem’ (Shechemite, Sikimitoon) dalam laporannya tentang ekspedisi Saul (Ant., VI.vii.3). Terjemahan Targum mengubah nama ini kepada keturunan Salma (Salmaite), daripada Salma, ‘bapa Betlehem’, yang nampaknya dipanggil orang Keni dalam 1 Tawarikh 254.55. Sam.VS untuk Kejadian 1519 memasukkan nama yang sama sebelum ‘orang Keni’. (Vol. II, ms 834; penekanan ditambah)

Bagaimanapun, keturunan Sikhem pada satu ketika merupakan satu subsuku Manasye (Bilangan 26:29-31), jadi komen Josephus mungkin merujuk kepada waktu sebelum pendudukan kota itu oleh Manasye. Alternatifnya ialah orang Keni mungkin telah berkahwin campur dengan orang Manasye.

A. H. Sayce memperhatikan bahawa orang Keni merupakan nomad seperti orang Bedawin (Bedouin), walaupun dia mendakwa bahawa orang Bedawin ialah keturunan Amalek yang disebutkan dalam Kitab Suci. Orang Keni mendiami gurun Negev di selatan Yehuda (1 Samuel 27:10). Dalam 1 Samuel 30:29 beberapa tua-tua Yehuda ditemui di dalam kota-kota orang Keni.

Yael merupakan isteri Heber seorang Keni (Hakim 4:17). Nabi Debora dan ‘ibu’ Israel memberkati Yael dalam nyanyian kemenangannya kerana keberanian dan tekad Yael dalam membunuh Sisera, musuh Israel.

Hakim 5:24-27,31 Diberkatilah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, melebihi perempuan-perempuan lain, diberkatilah ia, melebihi perempuan-perempuan yang di dalam kemah. 25 Air diminta orang itu, tetapi susu diberikannya; dalam cawan yang indah disuguhkannya dadih. 26 Tangannya diulurkannya mengambil patok, tangan kanannya mengambil tukul tukang, ditukulnya Sisera, dihancurkannya kepalanya, diremukkan dan ditembusnya pelipisnya. 27 Dekat kakinya orang itu rebah, tewas tergeletak, dekat kakinya orang itu rebah dan tewas, di tempat ia rebah, di sanalah orang itu tewas, digagahi. … 31 Demikianlah akan binasa segala musuh-Mu, ya TUHAN! Tetapi orang yang mengasihi-Nya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya. Lalu amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya. (RSV)

Berkat ini mengenangi berkat ke atas Mariam, ibu Yosua Mesias (Lukas 1:28,42). Penting diperhatikan bahawa tindakan tegas Yael membantu memulakan satu tempoh empat puluh tahun keamanan untuk Israel. Heber dan keluarganya nampaknya pergi ke Kedesh di Israel utara berikutan kekalahan Sisera.

Dalam satu lagi peristiwa kita lihat bahawa, selepas dia diperintah untuk menghapuskan orang Amalek, Saul dengan hormatnya menasihati orang Keni untuk menjauhi bekas sekutu mereka itu agar tidak terkorban bersama-sama mereka (1 Samuel 15:6). Saul memberi bangsa ini peluang untuk menyelamatkan diri mereka memandangkan bantuan mereka kepada Israel pada waktu-waktu sebelumnya. Bagaimanapun, nasib orang Amalek dan orang Keni dinubuatkan bersama dalam Bilangan 24.

Bilangan 24:20-22 Ketika ia melihat orang Amalek, diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Yang pertama di antara bangsa-bangsa ialah Amalek, tetapi akhirnya ia akan sampai kepada kebinasaan." 21 Ketika ia melihat orang Keni, diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Kokoh tempat kediamanmu, tertaruh di atas bukit batu sarangmu, 22 namun orang Keni akan hapus; berapa lama lagi maka Asyur akan menawan engkau?" (RSV)

Demikianlah orang Keni utara (Kain) ditawan oleh orang Asyur, mungkin pada waktu sama Kerajaan Israel ditakluki, iaitu, kira-kira 733 BCE. Sebutan bukit batu sarang di sini mungkin satu mainan kata pada perkataan ken atau gen (SHD 7064) dan nama suku Keni. Bukit batu ini dianggap sesetengah orang sebagai Sela, juga dikenali sebagai Petra. Tristram dalam The Land of Israel (op. cit.) mendakwa bahawa gua-gua orang Keni terletak sekitar Engedi. Ini dikenalpasti dengan Hazezon-Tamar (membahagikan pohon korma; 2 Tawarikh 20:2) yang asalnya didiami oleh orang Amori dan didakwa sesetengah orang sebagai kota tertua di dunia, malah lebih tua daripada Hebron dengan rekodnya yang amat panjang dalam pendudukan berterusan.

Orang Sparta

Walaupun ada sedikit perdebatan tentang asal sebenar orang Sparta, kedua-dua Herodotus, ‘bapa sejarah’, dan Josephus mendakwa bahawa mereka juga keturunan Ketura. Mereka lazim disebut sebagai orang Lacedaemonia, dari Lacedaemon (atau Laconia), secara tepatnya kota-negara Sparta ibukotanya.

Permulaan kota dan negara penting ini diberi dalam artikel Wikipedia tentang Sparta.
Sekitar pertengahan abad ke 6 BC, Peloponnese selatan merupakan wilayah Sparta. Wilayah ini terbahagi kepada dua bahagian, Laconia dan Messenia, yang dipisahkan oleh banjaran gunung Taygetos. Lain daripada kota-kota Yunani yang lain, Sparta menguasai banyak tanah pertanian. Petunjuk arkeologi terawal yang membuktikan petempatan di Sparta bertarikh kira-kira 950 BC. …

Sumber klasik [juga] memberitahu kita bahawa Sparta diasaskan pada abad ke 10 BC. Ia terdiri daripada empat kampung Pitane, Mesoa, Limnai dan Konooura, yang kemudiannya disatukan di bawah satu pemerintahan.

Kita ingat kembali bahawa Daud menakluki Yerusalem dan menjajahinya dari Hebron kira-kira 1005 BCE dan memerintah di situ selama 33 tahun. Dia telah menjajahi tanah-tanah Kedar dan Mesekh di Kapadokia dan penguasaan negeri-negeri itu diserahkan kepada anaknya Salomo sekitar 978 BCE. Salomo memerintah dengan negeri-negeri itu di bawah jajahan selama 40 tahun lagi hingga 938. Satu bahagian keturunan Kedar dan Nabai’oth (Nebayot) di Arab utara dekat Efrat mungkin berpindah ke wilayah orang Yunani (Hellene) dengan perluasan Daud dan menubuhkan Sparta di bawah pemerintahan Salomo sebelum 950 BCE. Mereka mendiami tanah pertanian lebih baik di kawasan Yunani (lihat juga Pemerintahan Raja-raja Bahagian II: Daud (No. 282B) dan Pemerintahan Raja-raja Bahagian III: Salomo dan Kunci Daud (No. 282C)).

Josephus memberi kepercayaannya kepada dakwaan keturunan orang Sparta daripada Abraham apabila dia menulis yang berikut dalam karyanya Antiquities of the Jews:

10. Pada waktu ini Seleucus, yang dipanggil Soter, memerintah Asia, dan dia anak Antiochus yang Agung. Dan [sekarang] bapa Hyrcanus, Joseph, meninggal. … Bapa saudaranya juga, Onias, meninggal, dan mewariskan keimamatan besar kepada anaknya Simeon. Dana setelah dia meninggal, Onias anaknya menggantikannya dalam kehormatan itu. Kepada dialah Areus, raja orang Lacedemonia, mengutus duta, dengan satu surat; yang salinannya seperti berikut:
“AREUS, RAJA LACEDEMONIA, KEPADA ONIAS, MENYAMPAIKAN SALAM.
“Kami telah menemui suatu penulisan, dalam mana kami menemui bahawa orang Yahudi dan orang Lacedemonia mempunyai asal yang sama, dan berasal daripada keluarga Abraham (14). Justeru adil bagi kamu, yang merupakan saudara kami, mengutus kepada kami tentang apa saja keprihatinan kamu. Kami juga akan membuat hal sama, dan menganggap keprihatinan kamu sebagai keprihatinan kami juga, dan akan memandang keprihatinan kami sebagaimana keprihatinan kamu. Demoteles, yang membawa surat ini kepada kamu, akan membawa balik jawapanmu kepada kami. Surat ini segiempat sama epat; dan meterainya burung helang, dengan seekor naga dalam genggaman cakarnya.” (Buku 12, bab 4)

Rujukan lain tentang orang Sparta atau Lacedaemonia sama keturunan dengan orang Yahudi ditemui dalam Antiquities Buku 13:5,8 dan dalam tulisan apocrypha 1 Maccabees 12:6.

Masyarakat

Berikutan ialah kutipan terpilih lanjut daripada artikel Wikipedia.

Sebab kebanyakan undang-undang Sparta diperturunkan secara lisan dan dipahatkan dalam ingatan, sedikit saja diketahui tentang masyarakat Sparta. Masyarakat Sparta dianggap primitif walaupun menurut standard Yunani.

Aristotle menggambarkan kerajaan di Sparta sebagai “sejenis kepimpinan kekal dan tidak terbatas” (Pol. Iii. I285a) … Bertarikh dari zaman perang-perang Persia, raja kehilangan hak untuk mengisytiharkan perang, dan diiringi di lapangan oleh dua ephor (hakim). Dia juga digantikan oleh ephor dalam penguasaan polisi luar negeri….

Selepas ephor diperkenalkan, mereka, bersama dengan dua raja, merupakan cabang eksekutif negara. Ephor sendiri mempunyai lebih banyak kuasa daripada sesiapapun di Sparta, walaupun hakikat bahawa mereka hanya memegang kuasa selama satu tahun saja mengurangkan kemampuan mereka untuk berkonflik dengan kuasa-kuasa yang sudah mantap dalam negara. … Bezanya dengan negara-negara hari ini ialah Sparta mempunyai pembuat polisi istimewa, gerousia, sebuah sidang yang terdiri daripada 28 penatua lebih daripada umur 65, dipilih untuk sepanjang hayat dan lazimnya sebahagian daripada kerabat-kerabat raja, dan dua raja itu. Keputusan polisi negara tertinggi dibincangkan oleh sidang ini yang kemudiannya dapat mengusulkan alternatif tindakan kepada Damos, badan bersama rakyat Sparta, yang akan memilih salah satu daripada alternatif itu dengan mengundi.

Tidak semua penduduk negara Sparta dianggap sebagai rakyat (sebahagian daripada Damos). Hanya mereka yang telah mengikuti latihan ketenteraan, dipanggil agoge, yang layak. Bagaimanapun, satu-satunya suku yang layak menerima agoge itu ialah orang Spartia, atau orang yang dapat menjejaki keturunan mereka kepada penduduk asal kota itu. … Rakyat Sparta melaksanakan hak dan tanggungjawab penuh seorang warganegara pada umur tiga puluh tahun.

Penekanan kuat diletakkan pada kehormatan dan pelaksanaan sesuatu tindakan kerana ia ‘hal yang patut dilakukan.’ Xenophon menulis tentang orang Sparta sementara memerhatikan mereka ketika satu permainan Olimpik:
“Seorang tua sedang cuba mencari tempat untuk duduk dan memerhatikan Pertandingan Olimpik, sementara dia pergi ke setiap bahagian. Semua orang Yunani lain ketawa sementara dia cuba melalui tempat itu. Ada yang tidak menghiraunya. Sebaik saja memasuki bahagian Sparta semua orang Sparta berdiri dan menawarkan orang tua ini tempat duduk mereka. Tiba-tiba seluruh stadium bertepuk tangan. Semua orang Yunani itu tahu apa yang patut dibuat, namun orang Sparta saja yang melakukannya.” (penekanan ditambah).

Latihan dalam muzik dan kesusasteraan menduduki kedudukan lebih rendah. Penekanan tak henti-henti pada latihan jasmaniah memberi orang Sparta reputasi orang “laconic” (singkat), berekonomi dengan tutur kata, satu perkataan yang diperolehi daripada tanah air mereka Laconia. Pendidikan juga diberikan kepada kaum perempuan, dengan kepercayaan bahawa ibu-ibu kuat dan bijak akan menghasilkan anak-anak yang kuat dan bijak. Justeru ahli-ahli sejarah moden, dengan sokongan para penulis kuno, cenderung menyimpulkan bahawa wanita Sparta adalah antara yang paling terdidik dalam dunia Yunani purba.

Istilah “Spartan” masih sinonim untuk sesiapa yang kuat berdisiplin atau berani menghadapi kesakitan, bahaya, atau kesukaran. … Sparta tidak menderita di bawah pemerintahan sebarang orang lalim atau diktator, dan barisan pertahanannya dianggap tidak terkalah.